digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hani Solihah
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

COVER Hani Solihah
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB 1 Hani Solihah
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB 2 Hani Solihah
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB 3 Hani Solihah
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB 4 Hani Solihah
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

BAB 5 Hani Solihah
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

PUSTAKA Hani Solihah
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

Kesenjangan penggunaan kontrasepsi pada pria dan wanita karena adanya keterbatasan metode kontrasepsi pada pria menjadi dasar pentingnya dilakukan penelitian-penelitian yang dapat memberikan referensi untuk pengembangan metode kontrasepsi baru pada pria. Selain pada manusia, metode kontrasepsi pada hewan jantan yang lebih efektif dan tidak bertentangan dengan prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare) juga masih perlu dikembangkan. Diketahui 577 species tumbuhan pada berbagai famili memiliki senyawa aktif yang bersifat antifertilitas, namun penggunaan senyawa antifertilitas yang berasal dari bahan alam masih sangat minim terutama di Indonesia. Cucurbita diketahui kaya akan senyawa fitosterol. Fitosterol dari Cucurbita telah banyak digunakan sebagai senyawa untuk terapi kanker prostat karena terbukti dapat memengaruhi regulasi hormon androgen pada pria diantaranya menghambat aktivitas 5-alpha reductase 2 (5AR-2). Saat ini masih belum banyak penelitian yang melaporkan bagaimana pengaruh ekstrak C. pepo yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap 5AR-2 terhadap fertilitas khususnya kualitas sperma dan testosteron serum sehingga belum diketahui potensi C. pepo sebagai kandidat tumbuhan untuk terapi antifertilitas pada pria. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh ekstrak etanol biji C. pepo yang kaya fitosterol terhadap faktor fertilitas mencit jantan galur BALB/c. Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji Uji fitokimia ekstrak biji C. pepoC. pepo C. pepo C. pepo dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dilakukan dengan uji kualitatif dan analisis dan analisis dan analisis dan analisis dan analisis dan analisis dan analisis dan analisis menggunakan menggunakan menggunakan GC -MS. Uji toksisitas untuk menentukan MS. Uji toksisitas untuk menentukan MS. Uji toksisitas untuk menentukan MS. Uji toksisitas untuk menentukan MS. Uji toksisitas untuk menentukan MS. Uji toksisitas untuk menentukan MS. Uji toksisitas untuk menentukan MS. Uji toksisitas untuk menentukan MS. Uji toksisitas untuk menentukan MS. Uji toksisitas untuk menentukan nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji nilai LD50 ekstrak biji C. pepoC. pepo C. pepo C. pepo dilakukan dengan metode dilakukan dengan metode dilakukan dengan metode dilakukan dengan metode dilakukan dengan metode dilakukan dengan metode dilakukan dengan metode dilakukan dengan metode Acute Toxic Class Acute Toxic Class Acute Toxic Class Acute Toxic Class Acute Toxic Class Acute Toxic Class 423 sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada sesuai dengan pedoman pengujian pada The The The The Organisation for Economic Co Organisation for Economic Co Organisation for Economic Co Organisation for Economic Co Organisation for Economic Co Organisation for Economic Co Organisation for Economic Co Organisation for Economic CoOrganisation for Economic CoOrganisation for Economic Co-operation and Development operation and Development operation and Development operation and Development operation and Development operation and Development operation and Development operation and Development operation and Development operation and Development (OECD) (OECD) . Aktivitas inhibisi . Aktivitas inhibisi . Aktivitas inhibisi . Aktivitas inhibisi . Aktivitas inhibisi . Aktivitas inhibisi ekstrak ekstrak ekstrak C. pepoC. pepo C. pepo C. pepo terhadap ezim terhadap ezim terhadap ezim terhadap ezim terhadap ezim terhadap ezim terhadap ezim terhadap ezim terhadap ezim 5-alpha reductase 2 alpha reductase 2 alpha reductase 2 alpha reductase 2 alpha reductase 2 alpha reductase 2 dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan dilakukan melalui metode HPLC dengan melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran melihat penurunan substrat yang terhidrolisis. Faktor fertilitas dianalisis melalui pengukuran kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode kadar testosteron serum menggunakan metode competitive competitive competitive competitive competitive competitive competitive ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai ELISA; perhitungan nilai Gonadosomatic Gonadosomatic Gonadosomatic Index Index; via ; via bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi bilitas spermatozoa; motilitas dan konsentrasi sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada sperma. Nilai motilitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma dihitung melalui pengamatan pada suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan suspensi sperma dari epididimis dan diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x pada se perbesaran 400x pada se perbesaran 400x pada se perbesaran 400x pada se perbesaran 400x pada se perbesaran 400x pada seperbesaran 400x pada se perbesaran 400x pada se puluh lapang pandang. puluh lapang pandang.puluh lapang pandang. puluh lapang pandang. puluh lapang pandang. puluh lapang pandang. Analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji C. pepo mengandung steroid, terpenoid, flavonoid, alkaloid, serta kaya akan berbagai senyawa fitosterol. Ekstrak biji C. pepo dikategorikan sebagai senyawa toksik ringan dengan nilai LD50 cut off 2500 mg/kgBB. Hasil uji aktivitas 5AR-2 dengan menganalisis hasil kuantifikasi substrat 5AR-2 dengan HPLC menunjukkan adanya penurunan hidrolisis substrat 5AR-2 pada mencit BALB/c yang diberi ekstrak biji C. pepo dosis 200 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB dibanding kelompok kontrol dengan nilai aktivitas enzim masing-masing 7,153x 10?8 unit/mg; 5,619x10?8 unit/mg; dan 1,837x 10?8 unit/mg (p<0,05). Hasil uji ELISA menunjukkan adanya peningkatan kadar hormon testosteron serum pada mencit BALB/c yang diberikan ekstrak C. pepo relatif terhadap kontrol dengan kadar testosteron masing-masing 4,161 ng/ml; 13,591 ng/ml; dan 11,675 ng/ml (p<0,05). Pemberian ekstrak biji C. pepo secara signifikan menurunkan bobot prostat dan vesikula seminalis dengan nilai GSI masingmasing 1,437%; 1,137%; 1,105%. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak biji C pepo secara signifikan menurunkan konsentrasi sperma dengan nilai masingmasing 72,429x 106 jt/ml; 46,714x 106 jt/ml; dan 31,143x 106 jt/ml, serta menurunkan viabilitas sperma dengan persen viabilitas masing-masing 64,29%; 20%; dan 21% (p<0,05). Pemberian ekstrak biji C. pepo menunjukkan adanya penurunan motilitas pada kelompok dosis 200 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai persen motilitas masing-masing 38,503%; 28,511 %; dan 28,708% (p>0,05). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka terdapat indikasi bahwa ekstrak biji C. pepo memiliki aktivitas inhibisi terhadap 5-alpha reductase 2 sehingga menurunkan proses katabolisme testosteron, mempengaruhi bobot organ yang bergantung pada hormon androgen seperti prostat dan vesikula seminalis, serta berpengaruh pada kualitas sperma mencit jantan galur BALB/c.