digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri konstruksi Indonesia sedang dihadapkan pada berbagai masalah yang membuat tingkat pertumbuhan konstruksi mengalami penurunan tren dalam 10 tahun terakhir. Rendahnya produktivitas merupakan salah satu contoh permasalahan yang disebabkan oleh fragmentasi yang terjadi pada industri konstruksi. Fragmentasi merupakan suatu fenomena terpecah-pecahnya pekerjaan konstruksi ke dalam beberapa paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh berbagai pihak yang berbeda, mengakibatkan inefisiensi pekerjaan. Proyek terintegrasi atau Integrated Project Delivery (IPD) kemudian hadir untuk menjawab permasalahan fragmentasi yang terjadi pada metode proyek tradisional. IPD merupakan metode penyelenggaraan proyek yang mengkolaborasikan semua sumber daya termasuk pihak yang terlibat sehingga berpeluang meningkatkan produktivitas dan efektivitas. Namun, dibalik peluang yang dimiliki IPD terdapat tantangan yang dihadapi oleh penerapan IPD, terutama di Indonesia. IPD membutuhkan infrastruktur teknologi, SDM yang memadai, dan investasi waktu yang tidak sedikit. Dengan gambaran tantangan dan peluang penerapan IPD yang sudah ada, maka perlu dilakukan identifikasi poin tantangan dan peluang penerapan IPD lebih lanjut dan mendetail. Berdasar beberapa studi kasus terdahulu, poin tantangan dan peluang dapat dirangkum menjadi lima kategori, di antaranya aspek Motivasi dan Komitmen, Komunikasi dan Kolaborasi, Skill dan Pengalaman, Wawasan dan Informasi, hingga Evaluasi Keuangan. Faktor tantangan dan peluang penerapan IPD yang terdapat dalam lima kategori tersebut kemudian diberikan kepada responden praktisi konstruksi Indonesia untuk mengetahui persepsi mereka mengenai hubungan faktor tantangan dan peluang penerapan IPD terhadap pencapaian objektif proyek di Indonesia serta juga dicari hubungan faktor tantangan dan peluang terhadap pencapaian objektif yang paling signifikan. Data dikumpulkan melalui survei kuisioner dengan skala Likert, dengan responden yang sebagian besar merupakan manajer proyek dan/atau staff terkait proyek terintegrasi yang menggunakan fasilitas Building Information Modelling (BIM) dikarenakan BIM merupakan fasilitas penting dalam IPD yang dimana dengan BIM, kerangka kolaboratif dalam IPD dapat berjalan. Data yang telah didapat dianalisis untuk ii mengetahui hubungan dan pengaruh masing-masing antara variabel tantangan terhadap objektif proyek dan variabel peluang terhadap objektif. Untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel independen terhadap independen digunakan analisis Spearman. Untuk menguji nilai pengaruh digunakan signifikansi 2 arah (2- tailed) yang terdiri dari arah positif di mana variabel bebas berbanding lurus terhadap variabel terikat, dan arah negatif di mana variabel bebas berbanding terbalik atau berlawanan terhadap variabel terikat maka digunakan hipotesis yang menyatakan jika tidak ada pengaruh antara variabel tantangan dan peluang terhadap variabel objektif proyek (H0) dan ada pengaruh antara variabel tantangan dan peluang terhadap variabel objektif proyek (H1). Jika nilai signifikansi dibawah 0,05 maka nilai pengaruh variabel signifikan, dan sebaliknya. Nilai korelasi Spearman digunakan untuk memeringkatkan nilai pengaruh atau signifikansi antara variabel tantangan dan peluang penerapan IPD terhadap variabel objektif proyek yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui nilai pasangan antara variabel. Setelah itu, berdasarkan hasil analisis Spearman dan signifikansinya terhadap hipotesis, didapatkan nilai signifikansi variabel-variabel bebas “Tantangan” dan “Peluang” terhadap variabel terikat “Objektif” memiliki nilai <0,05 yang berarti secara keseluruhan memiliki hubungan signifikan. Sekaligus juga menjawab hipotesis H1 bahwa “Adanya pengaruh antara persepsi tantangan dan peluang penerapan IPD terhadap kesiapan penerapan IPD di Indonesia dalam wujud persepsi responden terhadap pencapaian objektif”. Sementara itu, hubungan faktor kurangnya komitmen stakeholder terhadap IPD karena sudah berada di zona nyaman terhadap menurunnya tingkat keberlanjutan lingkungan menjadi faktor yang paling signifikan terhadap tingkat kesuksesan proyek IPD di Indonesia.