Industri konstruksi Indonesia sedang dihadapkan pada berbagai masalah yang
membuat tingkat pertumbuhan konstruksi mengalami penurunan tren dalam 10
tahun terakhir. Rendahnya produktivitas merupakan salah satu contoh
permasalahan yang disebabkan oleh fragmentasi yang terjadi pada industri
konstruksi. Fragmentasi merupakan suatu fenomena terpecah-pecahnya pekerjaan
konstruksi ke dalam beberapa paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh berbagai
pihak yang berbeda, mengakibatkan inefisiensi pekerjaan. Proyek terintegrasi atau
Integrated Project Delivery (IPD) kemudian hadir untuk menjawab permasalahan
fragmentasi yang terjadi pada metode proyek tradisional. IPD merupakan metode
penyelenggaraan proyek yang mengkolaborasikan semua sumber daya termasuk
pihak yang terlibat sehingga berpeluang meningkatkan produktivitas dan
efektivitas. Namun, dibalik peluang yang dimiliki IPD terdapat tantangan yang
dihadapi oleh penerapan IPD, terutama di Indonesia. IPD membutuhkan
infrastruktur teknologi, SDM yang memadai, dan investasi waktu yang tidak
sedikit. Dengan gambaran tantangan dan peluang penerapan IPD yang sudah ada,
maka perlu dilakukan identifikasi poin tantangan dan peluang penerapan IPD lebih
lanjut dan mendetail. Berdasar beberapa studi kasus terdahulu, poin tantangan dan
peluang dapat dirangkum menjadi lima kategori, di antaranya aspek Motivasi dan
Komitmen, Komunikasi dan Kolaborasi, Skill dan Pengalaman, Wawasan dan
Informasi, hingga Evaluasi Keuangan. Faktor tantangan dan peluang penerapan
IPD yang terdapat dalam lima kategori tersebut kemudian diberikan kepada
responden praktisi konstruksi Indonesia untuk mengetahui persepsi mereka
mengenai hubungan faktor tantangan dan peluang penerapan IPD terhadap
pencapaian objektif proyek di Indonesia serta juga dicari hubungan faktor tantangan
dan peluang terhadap pencapaian objektif yang paling signifikan. Data
dikumpulkan melalui survei kuisioner dengan skala Likert, dengan responden yang
sebagian besar merupakan manajer proyek dan/atau staff terkait proyek terintegrasi
yang menggunakan fasilitas Building Information Modelling (BIM) dikarenakan
BIM merupakan fasilitas penting dalam IPD yang dimana dengan BIM, kerangka
kolaboratif dalam IPD dapat berjalan. Data yang telah didapat dianalisis untuk
ii
mengetahui hubungan dan pengaruh masing-masing antara variabel tantangan
terhadap objektif proyek dan variabel peluang terhadap objektif. Untuk mengetahui
kekuatan hubungan antar variabel independen terhadap independen digunakan
analisis Spearman. Untuk menguji nilai pengaruh digunakan signifikansi 2 arah (2-
tailed) yang terdiri dari arah positif di mana variabel bebas berbanding lurus
terhadap variabel terikat, dan arah negatif di mana variabel bebas berbanding
terbalik atau berlawanan terhadap variabel terikat maka digunakan hipotesis yang
menyatakan jika tidak ada pengaruh antara variabel tantangan dan peluang terhadap
variabel objektif proyek (H0) dan ada pengaruh antara variabel tantangan dan
peluang terhadap variabel objektif proyek (H1). Jika nilai signifikansi dibawah 0,05
maka nilai pengaruh variabel signifikan, dan sebaliknya. Nilai korelasi Spearman
digunakan untuk memeringkatkan nilai pengaruh atau signifikansi antara variabel
tantangan dan peluang penerapan IPD terhadap variabel objektif proyek yang
nantinya akan digunakan untuk mengetahui nilai pasangan antara variabel. Setelah
itu, berdasarkan hasil analisis Spearman dan signifikansinya terhadap hipotesis,
didapatkan nilai signifikansi variabel-variabel bebas “Tantangan” dan “Peluang”
terhadap variabel terikat “Objektif” memiliki nilai <0,05 yang berarti secara
keseluruhan memiliki hubungan signifikan. Sekaligus juga menjawab hipotesis H1
bahwa “Adanya pengaruh antara persepsi tantangan dan peluang penerapan IPD
terhadap kesiapan penerapan IPD di Indonesia dalam wujud persepsi responden
terhadap pencapaian objektif”. Sementara itu, hubungan faktor kurangnya
komitmen stakeholder terhadap IPD karena sudah berada di zona nyaman terhadap
menurunnya tingkat keberlanjutan lingkungan menjadi faktor yang paling
signifikan terhadap tingkat kesuksesan proyek IPD di Indonesia.