Indonesia yang terletak di sepanjang garis khatulistiwa memiliki iklim tropis dan memiliki kekayaan
hayati yang begitu beragam. Terdapat 30.000 – 40.00 spesies tumbuhan yang ada di Indonesia dan
9.600 diantaranya teridentifikasi sebagai tanaman obat. Salah satunya adalah pegagan. Pegagan
(Centella asiatica L.) yang termasuk ke dalam suku Apiaceae memiliki berbagai macam kegunaan
dan khasiat. Mulai sebagai antioksidan, antitumor, imunomodulator, obat penyakit kardiovaskular
hingga anti-parkinson. Selain itu pegagan juga dikenal karena kemampuannya untuk
menyembuhkan luka. Khasiat dan manfaat dari pegagan ini disebabkan karena kandungan
metabolit sekundernya yang juga menjadi senyawa marker pada pegagan yaitu, asiatikosida dan
madekasosida. Penelitian ini bertujuan untuk melihat jenis dan konsentrasi elisitor yang paling
efektif untuk meningkatkan senyawa asiatikosida dan madekasosida pada kultur kalus dan kultur
suspensi sel pegagan. Jenis elisitor yang digunakan pada penelitian ini adalah asam salisilat, ekstrak
ragi, dan perak nitrat (AgNO3). Kultur kalus dan suspensi sel dikultur pada media yang mengandung
media MS + vitamin dengan penambahan ZPT berupa 2,4-D 2 mg/mL dan BAP 1 mg/mL dan elisitor
yang divariasikan jenis dan konsentrasi selama 15 hari. Kalus dan sel yang sudah diinduksi
dikeringkan dan diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Kandungan
asiatikosida dan madekasosida dianalisis menggunakan KLT dan KLT densitometer. Pada suspensi
sel, penambahan asam salisilat 2 mg/mL memberikan peningkatan kandungan madekasosida paling
baik dengan peningkatan mencapai 156,40% atau setara dengan 4,223 ± 0,744 mg/mL dan
penambahan asam salisilat 2,5 mg/mL memberikan peningkatan kadar asiatikosida paling baik
dengan peningkatan mencapai 333,31% atau setara 6,504 ± 1,820mg/mL. Penambahan ketiga jenis
elisitor pada kalus menghasilkan penurunan kadar madekasosida 8,26% dengan asam salisilat,
16,4% dengan ekstrak ragi, dan 23,37% dengan perak nitrat. Sedangkan penurunan kadar
asiatikosida sebesar 52% dengan penambahan ekstrak ragi dan 37,16% dengan penambahan perak
nitrat. Penamabahan asam salisilat pada kalus masih memberikan peningkatan produksi
asiatikosida sebesar 5,2%.