Eksistensi kebergantungan pada imbal hasil aset adalah fenomena yang tidak bisa
diabaikan dalam investasi keuangan. Dengan memahami efek kebergantungan, investor
dan pembuat kebijakan bisa mengerti pergerakan risiko dengan lebih baik.
Secara statistik, kebergantungan antara dua peubah acak dapat dimodelkan melalui
distribusi bivariat (klasik) atau dengan copula. Copula dapat diartikan sebagai distribusi
bersama dari dua peubah acak berdistribusi seragam yang merupakan hasil
dari transformasi khusus. Dengan copula, pemodelan kebergantungan menjadi semakin
mudah sebab copula dapat menangkap struktur kebergantungan pada aset-aset
investasi yang memiliki distribusi yang tidak identik.
Ukuran kebergantungan tau Kendall digunakan sebagai alat untuk menguantifikasi
hubungan antara aset-aset keuangan. Tau Kendall juga bisa diartikan sebagai tolok
ukur sejauh mana ada kebergantungan (hubungan) non-linear antara dua data yang
ditentukan, misalnya harga aset dari dua perusahaan ataupun dari dua jenis harga
komoditi yang berbeda. Tau Kendall memiliki jangkauan nilai dari nilai negatif satu
sampai positif satu. Semakin negatif (positif) nilai Tau Kendall, maka hubungan yang
diukur semakin bersifat berkebalikan (searah). Selain itu, ukuran tau Kendall bersifat
invarian yang artinya ukuran ini dapat menunjukkan sifat yang konsisten, khususnya
untuk kondisi dimana adanya transformasi pada peubah acak, misalnya saat peubah
acak berubah menjadi tidak linier. Pada konteks pengelolaan risiko, tau Kendall
dapat membantu dalam hal prediksi tingkat risiko. Aset yang memiliki hubungan
korelasi yang kuat berarti memberikan risiko tambahan yang perlu diperhatikan dan
dimitigasi dengan baik.
Pada tesis ini, digunakan tiga data imbal hasil komoditas energi di pasar saham
Amerika Serikat yang dimodelkan melalui keluarga ARMA-GARCH orde pertama.
Adapun tiga jenis aset yang dipilih sebagai objek penelitian adalah New York Harbor
No. 2 Heating Oil Spot Price (NYHO), Cushing OK WTI Spot Price (WTIO),
dan Texas Propane Spot Price (PROP). Penaksiran parameter melalui maksimum
likelihood digunakan sebagai alat untuk memperoleh parameter model imbal hasil
energi. Berdasarkan hasil analisis dan simulasi ditemukan bahwa, 27 pasangan
imbal hasil energi dan model mean-variansi terdiri dari tiga copula terbaik, yaitu Frank, Student-t, dan BB1. Hasil simulasi menunjukkan bahwa setiap pasangan
imbal hasil energi, memberikan nilai tau Kendall yang bernilai positif. Prediksi VaR
juga memberikan informasi bahwa agregasi aset NYHO dan WTIO memberikan
risiko yang terendah untuk setiap model. Sedangkan pemodelan aset yang melalui
EGARCH dan GJR-GARCH menghasilkan p-value backtesting lebih tinggi bila
dibandingkan dengan model GARCH. Untuk akurasi model, secara umum, imbal
hasil yang dimodelkan dengan volatilitas EGARCH orde pertama menghasilkan
akurasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan model lainnya