digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bahasa isyarat yang menjadi alat komunikasi utama bagi penyandang tunarungu (Tuli) memiliki berbagai macam variasi berbeda pada setiap daerah. Namun, studi linguistik mengenai bahasa isyarat belum banyak dilakukan meskipun keberadaannya terus mengalami perkembangan hingga akulturasi pada beberapa daerah. Sebagai satu keragaman bahasa dan identitas budaya bagi penyandang Tuli, bahasa daerah juga perlu dilestarikan. Bandung sebagai kota yang memiliki jenis Tuli tertinggi dari seluruh penyandang disabilitas di dalamnya, memiliki komunitas Tuli yang besar dan aktif dalam mengenalkan gerak isyarat khas. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa perkembangan bahasa isyarat daerah mengarah pada dimulainya pembangunan sekolah luar biasa pertama yang berada di kota Bandung. Media yang baru dapat membantu mempertahankan bahasa isyarat khas Bandung untuk bertahan lebih lama agar tidak mengalami perubahan, peralihan dan kematian bahasa sekaligus menjadi media desiminasi. Kamus digital dipilih untuk menjadi media dokumentasi bahasa isyarat Bandung karena sesuai dengan kebutuhan dari permasalahan mengenai ketahanan bahasa. Sifat digital dapat diartikan sebagai barang tidak berwujud atau maya sehingga, membutuhkan tempat untuk menjalankan serangkaian sistemnya. Sistem operasi digital dapat diringkas dalam satu kesatuan berbentuk aplikasi yang dapat dijalankan pada dua jenis device, yaitu desktop dan mobile. Mengacu pada perancangan kamus digital yang berfungsi sebagai alat bantu maka membutuhkan fleksibilitas kegunaan, sehingga aplikasi akan dirancang pada media yang bersifat mobile (mobile apps). Perancangan kamus menggunakan peraga dalam bentuk animasi jenis 3 dimensi (3D) sebagai penyampai bahasa yang dicari maupun yang ingin diketahui sebagai media belajar. Sehingga tujuan dari studi linguistik mengenai bahasa isyarat Bandung adalah untuk dapat menjadi dokumentasi bahasa ke dalam kamus digital dalam bentuk peraga animasi 3D. Perancangan kamus digital juga bermanfaat sebagai media belajar mengenai bahasa isyarat Bandung hingga menjadi alat bantu untuk berkomunikasi dengan penyandang Tuli di daerah Bandung. Penelitian menggunakan metode design thinking dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada komunitas di Tuli di Kota Bandung dan akan berkembang secara kolektif seiring dengan temuan bahasa isyarat daerah Bandung.