Kereta api merupakan salah satu moda transportasi unggulan yang digemari oleh masyarakat
Indonesia. Stasiun Gambir terpilih dikarenakan kota Jakarta merupakan ibukota negara
Indonesia dan menjadi pusat seluruh pemerintahan maupun bisnis sehingga stasiun Gambir
menjadi salah satu alternatif prioritas pilihan masyarakat untuk menggunakan transportasi di
pulau Jawa. Di stasiun Gambur seringkali terjadi kepadatan yang mengganggu sirkulasi
penumpang dan mengakibatkan penggunaan fasilitas yang kurang optimal. Jarak antara area
drop off menuju area peron serta tata letak stasiun yang tidak efektif seringkali menimbulkan
kesulitan bagi penumpang untuk melakukan pergerakan di stasiun. Faktor jadwal kedatangan
dan keberangkatan KA antarkota yang berdekatanpun dan lokasi antara hall utara dan hall
selatan yang cukup jauh, hal tersebut mempengaruhi kondisi kepadatan terutama pada hall
Selatan. Situasi stasiun yang melebihi kapasitas dan terjadi titik-titik tumpukan kepadatan
sehingga membuat sirkulasi penumpang menjadi kurang optimal membuat suasana padat dan
bersesakan. Ketika jadwal kedatangan dan keberangkatan KA antarkota sudah dekat,
penumpang kesulitan untuk mengakses stasiun, mulai dari area parkir hingga peron. Tata letak
stasiun yang tidak efektif pada fungsinya masing-masing mempengaruhi kemudahan
visibilitas (penglihatan) dan aksesibilitas penumpang, sehingga terjadi cross circulation.
Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi bagaimana visibilitas dan aksesibilitas pada tata
ruang yang direncanakan pada denah baru di Stasiun Gambir dapat mengakomodasi
permasalahan sirkulasi penumpang melalui perubahan tata ruang yang baru memudahkan
akses penumpang. Diperlukan rencana tata letak yang memungkinkan penumpang mengakses
ruang yang berbeda dengan mempertimbangkan konfigurasi ruang yang memfasilitasi
pergerakan penumpang di dalam stasiun. Untuk mencapi tujuan tersebut dilakukan evaluasi
atas denah lama dan baru dengan menganalisis visibilitas dan aksesibilitas. Penelitian ini
menggunakan pendekatan metode campuran, diawali dengan observasi dan pengolahan data
melalui aplikasi depthmapX yang selanjutnya data tersebut dihitung melalui perhitungan
space syntax kemudian dianalisis perubahan layout posisi ruang tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan mempertimbangkan visibilitas dan aksesibilitas aktivitas
penumpang melalui penggambaran hasil depthmapX, kita dapat menentukan arah sirkulasi
dan pergerakan penumpang yang lebih baik dan terorganisir saat melakukan aktivitas di
stasiun. Hal ini yang akan membantu manajemen pengelola dalam menentukan kebijakan arah
sirkulasi pada pergerakan penumpang di stasiun.