digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sejarah perencanaan mengungkapkan lahan merupakan sesuatu yang kompleks dan dinamis dari instrumen, prosedur dan hasil material yang selalu berubah. Konflik penggunaan lahan merupakan pengejawantahan dari pembangunan yang tidak terkoordinasi dari sistem manusia dan lingkungannya. Konflik penggunaan lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan isu penting yang mempengaruhi keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini mengidentifikasi konflik penggunaan lahan KBU dari tahun 2013 hingga 2018 dengan menggunakan sentimen analisis data twitter untuk mengidentifikasi potensi lokasi konflik, aktor yang terlibat dan metrik spasial sebagai ukuran karakterisasi konfik penggunaan lahan pada konteks spasial. Optimalisasi zonasi di Zona L-1 dan L-2 berfokus pada keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian ekosistem konflik sangat tinggi. Media menyoroti konflik ini. Optimalisasi arahan dengan KDB maksimal 10% dan RTH minimal 90%. Optimalisasi di Zona B-1 dan B-3 berfokus pada kehutanan, ekowisata, dan permukiman. Dengan tekanan pembangunan dari bisnis dan masyarakat, prioritas diberikan pada perlindungan ekologi. Konflik lahan berada di level sedang dengan arahan KDB 30% dan RTH 70%. Zona B-2 dan B-4, pembangunan perkotaan seimbang dengan perlindungan ekologi. Meski ada dukungan pembangunan, batasan diberlakukan dengan KDB 30% dan RTH 70%. Dengan fokus pada pembangunan dan keterbatasan zonasi, Zona B-5 memiliki konflik antara pembangunan intensif dan ekologi. Arahan KDB 20%, RTH 80%. Penelitian ini memperkenalkan kerangka kerja konseptual yang terintegrasi untuk konflik penggunaan lahan dalam paradigma perencanaan, menjembatani antara metodologi perencanaan dengan sistem pengetahuan. Ini menawarkan pendekatan yang inovatif menggunakan sentimen analisis dan metrik spasial dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik penggunaan lahan, penelitian ini dapar memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan.