Sejarah perencanaan mengungkapkan lahan merupakan sesuatu yang kompleks dan
dinamis dari instrumen, prosedur dan hasil material yang selalu berubah. Konflik
penggunaan lahan merupakan pengejawantahan dari pembangunan yang tidak
terkoordinasi dari sistem manusia dan lingkungannya. Konflik penggunaan lahan
di Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan isu penting yang mempengaruhi
keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini mengidentifikasi konflik penggunaan
lahan KBU dari tahun 2013 hingga 2018 dengan menggunakan sentimen analisis
data twitter untuk mengidentifikasi potensi lokasi konflik, aktor yang terlibat dan
metrik spasial sebagai ukuran karakterisasi konfik penggunaan lahan pada konteks
spasial.
Optimalisasi zonasi di Zona L-1 dan L-2 berfokus pada keseimbangan antara
pembangunan dan pelestarian ekosistem konflik sangat tinggi. Media menyoroti
konflik ini. Optimalisasi arahan dengan KDB maksimal 10% dan RTH minimal
90%. Optimalisasi di Zona B-1 dan B-3 berfokus pada kehutanan, ekowisata, dan
permukiman. Dengan tekanan pembangunan dari bisnis dan masyarakat, prioritas
diberikan pada perlindungan ekologi. Konflik lahan berada di level sedang dengan
arahan KDB 30% dan RTH 70%. Zona B-2 dan B-4, pembangunan perkotaan
seimbang dengan perlindungan ekologi. Meski ada dukungan pembangunan,
batasan diberlakukan dengan KDB 30% dan RTH 70%. Dengan fokus pada
pembangunan dan keterbatasan zonasi, Zona B-5 memiliki konflik antara
pembangunan intensif dan ekologi. Arahan KDB 20%, RTH 80%.
Penelitian ini memperkenalkan kerangka kerja konseptual yang terintegrasi untuk
konflik penggunaan lahan dalam paradigma perencanaan, menjembatani antara
metodologi perencanaan dengan sistem pengetahuan. Ini menawarkan pendekatan
yang inovatif menggunakan sentimen analisis dan metrik spasial dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan konflik penggunaan lahan, penelitian ini dapar
memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan.