digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nilam Herlina Cahya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Nilam Herlina Cahya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Nilam Herlina Cahya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Nilam Herlina Cahya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Nilam Herlina Cahya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Nilam Herlina Cahya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Nilam Herlina Cahya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Nilam Herlina Cahya
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Agroindustri merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan. Salah satu komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agroindustri adalah gambir. Saat ini, Indonesia merupakan pemasok 80% gambir di dunia, dengan produsen terbesarnya adalah Provinsi Sumatera Barat. Sangat disayangkan apabila penguasaan pasar gambir ini tidak diimbangi dengan pengembangan usaha serta pembuatan produk turunan yang memiliki nilai tambah. Maka dari itu, perlu dikaji lebih dalam mengenai bagaimana komoditas gambir dapat dikembangkan menjadi agroindustri untuk mendukung kesejahteraan ekonomi perdesaan. Untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dan kontekstual mengenai prospek pengembangan agroindustri gambir dan perannya dalam mendukung kesejahteraan ekonomi perdesaan, maka penelitian ini membatasi wilayah studi menjadi lingkup satu desa saja. Penelitian ini mengambil studi kasus di Nagari Talang Maur, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat; di mana perkebunan gambir merupakan sumber pendapatan utama dari penduduknya. Nagari Talang Maur merupakan salah satu desa sentra penghasil gambir terbesar yang 68% luas lahan tanamnya dimanfaatkan untuk produksi gambir. Sayangnya, usaha gambir di Nagari ini masih terbatas pada tahap budidaya (produksi gambir asalan/mentah), belum sampai tahap agroindustri (produksi dan penjualan gambir olahan). Penelitian ini menggunakan metode evaluasi ex-ante, yakni sebuah metode evaluasi kebijakan yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang sudah terjadi, sedang terjadi, dan mungkin terjadi untuk memberikan keluaran berupa rekomendasi tentang “apa yang harus dilakukan” oleh para pemangku kebijakan. Metode pengambilan data dilakukan melalui penelitian lapangan (observasi dan wawancara) untuk memperoleh data primer kualitatif, serta melalui penelusuran data sekunder berupa dokumen dan data statistik dari instansi pemerintah daerah. Terkait dengan tujuan evaluasi ini, metode analisis kesenjangan (gap analysis) dilakukan untuk mengetahui kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi eksisting dari indikator potensi lokal dan peluang pengembangan yang terkait dengan upaya pengembangan agroindustri gambir di Nagari Talang Maur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa kondisi eksisting dari potensi lokal usaha gambir di lokasi penelitian, seperti kualifikasi tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, dukungan teknologi, permodalan usaha, manajemen pengembangan, serta kemitraan usaha masih jauh dari kondisi ideal yang dapat mendukung pengembangan agroindustri gambir. Sama halnya dengan kondisi eksisting dari peluang pengembangan usaha gambir, yang meliputi aspek pemasaran, peran/kebijakan pemerintah, dan daya saing yang juga masih belum mencapai kondisi ideal. Maka dari itu, dibutuhkan strategi-strategi pengembangan yang dirancang secara khusus dengan tujuan untuk mendorong agar aspek-aspek potensi lokal dan peluang pengembangan tersebut mampu mencapai kondisi ideal yang diharapkan dapat mendukung pengembangan agroindustri gambir di Nagari Talang Maur yang berorientasi ekspor.