digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hilman Ardika Wibowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

Gempa bumi merupakan bencana alam besar yang sering terjadi di Indonesia. Menurut BNPB (2023), pada tahun 2022 telah terjadi 28 kejadian gempa bumi yang menimbulkan kerusakan di Indonesia. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki risiko bencana gempa bumi yang besar, karena terletak tepat di utara zona subduksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia dan memiliki jumlah penduduk yang padat, yaitu mencapai 48,76 juta jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 1.379 jiwa/km2 (Provinsi Jawa Barat Dalam Angka, 2022). Salah satu objek yang sangat vital dalam lingkungan masyarakat adalah sekolah yang merupakan penunjang utama pendidikan. Apabila suatu sekolah terdampak bencana gempa bumi, maka kegiatan pendidikan menjadi tidak optimal dan dapat merugikan aspek-aspek lainnya di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan risiko bangunan sekolah terhadap bencana gempa bumi sebagai salah satu upaya mitigasi bencana pada aspek pendidikan. Penelitian ini berfokus pada pembuatan peta risiko kerusakan dan kerugian struktural bangunan sekolah akibat bencana gempa bumi dengan menggunakan pendekatan probabilistik tahunan di Jawa Barat. Model eksposur sekolah, model bahaya bencana gempa, model kerapuhan, dan model kerentanan fisik bangunan digunakan untuk mengestimasi nilai kerusakan dan kerugian struktural bangunan yang diagregasikan berdasarkan wilayah administrasi kabupaten/kota di Jawa Barat. Penelitian ini membandingkan hasil perhitungan risiko dengan Kurva Fragilitas Southeast Asia (GEM, 2018) dan Kurva Fragilitas Padang (Sengara, 2010). Hasil perhitungan risiko kerusakan dan kerugian struktural bangunan sekolah di Jawa Barat menunjukkan bahwa perhitungan dengan Kurva Fragilitas Padang menghasilkan risiko yang lebih tinggi daripada perhitungan dengan Kurva Fragilitas Southeast Asia.