digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peristiwa tak terduga dan ketidakpastian selalu ada di dunia kita, memengaruhi berbagai aspek kerja dan bisnis. Wabah pandemi COVID-19 muncul sebagai krisis global yang tidak terduga, menciptakan ketidakpastian pekerjaan yang menyebabkan stres kerja di kalangan karyawan. Peningkatan stres kerja dapat menciptakan rasa kewalahan dan mengurangi kesabaran karyawan. Energi besar yang dikonsumsi oleh stres membatasi kemampuan karyawan untuk menavigasi dan menangani konflik yang muncul di tempat kerja. Pandemi ini juga memaksa perusahaan untuk menerapkan jarak sosial dan kebijakan Work From Home. Ketika pandemi perlahan-lahan berubah menjadi endemik, beberapa perusahaan memutuskan untuk beralih kembali ke Work From Office. Keputusan ini menerima respons yang beragam dari karyawan bahkan menciptakan resignasi besar-besaran di kalangan karyawan. Setelah pandemi COVID- 19, kedua masalah ini semakin penting dalam hal kinerja karyawan. Oleh karena itu, pemilik bisnis perlu menangani masalah kritis ini, karena masalah yang tidak terselesaikan dapat memiliki implikasi jangka panjang terhadap kinerja karyawan, yang pada akhirnya memengaruhi karyawan lain dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih jauh hubungan antara Stres Kerja yang Dipersepsikan dan Fleksibilitas Kerja terhadap Kinerja Karyawan, memberikan pandangan bagi perusahaan tentang sifat asosiasi ini menggunakan Regresi Linear Berganda. Temuan yang di konklusikan dari 210 responden kuisioner dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh stres kerja yang dipersepsikan dan fleksibilitas kerja terhadap kinerja karyawan pada Gen X dan Gen Y yang bekerja di JABODETABEK. Temuan ini memberikan rekomendasi bagi bisnis untuk mengembangkan program pengelolaan tingkat stres pada karyawan dan melanjutkan implementasi fleksibilitas kerja dalam kebijakan mereka.