Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan dalam
perekonomian Indonesia. Maluku Utara memiliki cadangan mineral logam yang
berlimpah, salah satunya adalah nikel. Selain itu pemerintah melakukan kewajiban
peningkatan nilai tambah komoditas pertambangan. Industri smelter pengolahan
nikel mulai beroperasi di Maluku Utara pada tahun 2021 dan 2022, sehingga
menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi di maluku Utara meningkat sebesar
22,4%,. Hal ini menyebabkan perubahan struktur ekonomi di Provinsi Maluku
Utara.
Berdasarkan proyeksi tabel I-O 2022 dapat diketahui bahwa terjadi perubahan
struktur perekonomian di Maluku Utara. Jika dilihat dari perubahan multiplier
outputnya antara tahun 2016 dan 2022, sektor pertambangan mengalami penurunan
sebesar -3,05% dan sektor industri pengolahan logam dasar sebesar -0,1%. Nilai
tersebut menunjukkan keterkaitan sektor pertambangan mineral logam dan sektor
industri pengolahan logam dasar tehadap sektor perekonomian belum memiki
perubahan yang signifikan akibat dari laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Sektor pertambangan tetap berada pada kuadran IV dalam Tipologi Klassen yang
berarti memiliki nilai Forward Linkage dan Backward Linkage di bawah satu, yang
berarti sektor pertambangan belum memberikan efek keterkiatan antar sektor
ekonomi yang kuat. Sedangkan industri pengolahan logam dasar berubah dari
kuadran IV menjadi kuadran II yang artinya sektor industri pengolahan logam dasar
menjadi sektor sektor potensial untuk di kembangkan, selain itu sektor potensial
lainnya yang dapat dikembangkan adalah sektor informasi dan komunikasi, sektor
pertanian, Sektor konstruksi mengalami perubahan nilai multiplier output dan
forward linkages yang paling besar. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan laju
pertumbuhan yang tinggi yang disebabkan oleh peningkatan ekspor dari hasil
industri smelter memberikan efek positif terhadap peningkatan infrastruktur untuk
pembangunan wilayah.