digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK William Teng
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 William Teng
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 William Teng
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 William Teng
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 William Teng
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 William Teng
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA William Teng
PUBLIC Resti Andriani

Sisa hasil pengolahan merupakan produk akhir yang bukan merupakan mineral target dan biasanya dianggap kurang berharga. Material sisa hasil pengolahan akan ditempatkan pada suatu fasilitas yang disebut tailing storage facility (TSF). Namun demikian, material sisa hasil pengolahan dapat mengandung bahan-bahan atau mineral yang berpotensi untuk dimanfaatkan kembali. Penambangan pada TSF dapat dilakukan untuk mengeksploitasi material yang memiliki potensi pemanfaatan kembali. Dalam proses penambangan lereng akan terbentuk di area batas galian. Lereng yang terbentuk dari material loose memiliki resiko ketidakstabilan yang lebih tinggi. Pada penelitian ini, kestabilan lereng akan dianalisis menggunakan metode PFC. Parameter input dalam metode tersebut berupa distribusi ukuran butir dan mikroparameter material yang diperoleh dari hasil kalibrasi antara makroparameter yang diperoleh dari hasil pengujian laboratorium dengan makroparameter yang diperoleh dari simulasi UCS menggunakan software PFC2D. Simulasi dilakukan pada model lereng yang didapat dari rekomendasi grafik Hoek & Bray (1981) dengan tinggi 25 meter dan kemiringan slope bervariasi. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa lereng dengan sudut kemiringan lereng 26o-39o mengalami rekahan dan tidak menunjukan adanya rekahan pada sudut kemiringan 24o. Selain itu, dari simulasi model diperoleh hasil bahwa model dengan sudut kemiringan yang lebih landai mengalami displacement yang lebih kecil dibandingkan dengan model yang memiliki sudut kemiringan lebih curam. Dari penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar sudut kemiringan lereng akan menghasilkan displacement yang lebih besar dan ketidakstabilan.