digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Zaki Al Umam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Zaki Al Umam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Zaki Al Umam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Zaki Al Umam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Zaki Al Umam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Zaki Al Umam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Gas metana merupakan salah satu aspek paling penting yang diperhatikan pada tambang bawah tanah batubara karena sifatnya yang mudah meledak. Kegiatan dilusi menggunakan sistem Ventilation On Demand dilakukan untuk mengatasi gas metana tersebut. Namun, sistem tersebut merupakan sistem yang diskrit sehingga diperlukan pemodelan secara numerik menggunakan Computational Fluid Dynamics. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya kipas terhadap proses dilusi dan menganalisis perbandingan hasil dilusi pada model fisik dan model numerik. Simulasi percobaan dalam penelitian ini menggunakan model fisik terowongan development skala laboratorium dan model numerik yang dibuat sesuai dengan model fisik. Model berbentuk balok dengan geometri 4 m (panjang) x 0,4 m (lebar) x 0,4 m (tinggi). Pengujian dilakukan menggunakan kipas hembus dengan variasi daya 15 Watt dan 20 Watt. Dari hasil pengujian pada model fisik dan model numerik dapat dilihat bahwa semakin besar daya kipas maka kecepatan aliran udara juga akan semakin besar namun waktu yang dibutuhkan untuk mengencerkan gas metana akan semakin kecil. Hasil uji pengenceran gas metana pada model fisik dan model numerik secara umum mengalami penurunan. Konsentrasi gas metana pada model fisik cenderung terpusat pada tengah penampang, sedangkan pada model numerik cenderung terpusat di bagian kiri penampang. Nilai rata-rata konsentrasi akhir gas metana pada setiap penampang pada model fisik dan model numerik memiliki kemiripan.