digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemasan styrofoam menjadi jenis kemasan yang paling sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Styrofoam memiliki beberapa kelebihan seperti mudah dibawa, dapat mempertahankan kesegaran produk, utuh, tahan air serta memiliki harga yang relatif lebih murah. Akan tetapi, styrofoam memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan karena dan bahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan suatu kemasan pengganti styrofoam yang bersifat ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan yaitu biodegradable foam. Kemasan biodegradable foam dibuat dari bahan alam seperti pati karena bersifat murah, tidak beracun, terbarukan, dan mudah terurai. Biodegradable foam dari pati saja masih bersifat rapuh, hidrofilik dan memiliki kekuatan mekanis yang rendah. Sehingga diperlukan bahan pendukung lain yang dapat memperbaiki karakteristik tersebut seperti serat yang diperoleh dari serbuk kulit jagung karena memiliki kadar selulosa yang tinggi yaitu mencapai 44,08% serta lilin lebah yang bersifat hidrofobik untuk memperbaiki daya serap air biodegradable. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh penambahan lilin lebah terhadap karakteristik kemasan biodegradable foam berbasis serbuk kulit jagung dan tapioka dengan metode thermopressing dan menentukan besar konsentrasi lilin lebah yang optimal. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1(satu) faktor dan 6(enam) pengulangan. Faktor yang digunakan adalah konsentrasi lilin lebah dengan 4(empat) level faktor yaitu perlakuan BW1 dengan konsentrasi lilin lebah 1,8%, perlakuan BW2 dengan lilin lebah 2,7%, perlakuan BW3 dengan konsentrasi lilin lebah 3,5%, dan perlakuan BW4 dengan konsentrasi lilin lebah 4,4%. Variabel penelitian yang dianalisis adalah daya serap air, tingkat biodegradabilitas, kuat tarik, dan densitas. Hasil penelitian menyatakan bahwa kombinasi serbuk kulit jagung, pati tapioka, dan lilin lebah berpengaruh nyata terhadap nilai daya serap air, tingkat biodegradabilitas, dan densitas akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kuat tarik. Perlakuan BW1 dengan konsentrasi lilin lebah 1,8% .merupakan perlakuan optimum karena dapat menghasilkan daya serap air terendah yaitu 11,77%, tingkat biodegradabilitas tinggi yaitu 9,08%, kuat tarik tinggi yaitu 3,73 MPa, dan juga densitas rendah yaitu 0,47 g/cm3. Apabila dibandingkan dengan standar biodegradable foam komersial merek Synbra Technology dan styrofoam EPS Industry Alliance nilai daya serap air, tingkat biodegradabilitas, dan kuat tarik lebih baik karena memiliki nilai daya serap air yang lebih rendah, tingkat biodegradasi lebih besar, dan kuat tarik yang lebih besar. Akan tetapi, nilai densitasnya masih jauh dari standar tersebut.