COVER Kevin Tanuwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Kevin Tanuwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Kevin Tanuwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Kevin Tanuwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Kevin Tanuwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Kevin Tanuwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Kevin Tanuwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Fitoremediasi merupakan salah satu alternatif untuk remediasi tanah maupun air dari
pencemaran logam berat seperti kadmium (Cd). Rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan
tanaman Typha (Typha latifolia L.) memiliki resistensi terhadap logam Cd sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai agen remediator Cd. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan
biomassa hasil fitoremediasi untuk menghasilkan bioproduk melalui proses anaerobic
digestion (AD) untuk menghasilkan biogas dan bioslurry sebagai bahan filler pembuatan
biokomposit berupa biodegradable foam (biofoam). Fitoremediasi dilakukan dengan variasi
konsentrasi Cd yaitu 15 dan 60 mg/L serta air distilasi (amidis) sebagai kontrol. Parameter
pertumbuhan berupa relative growth rate (RGR) paling tinggi pada P. purpureum maupun T.
latifolia diperoleh pada konsentrasi Cd 15 mg/L sebesar 31,21% dan 43,36% (g/g) secara
berturut-turut. Efektivitas fitoremediasi ditinjau melalui bioconcentration factor (BCF),
translocation factor (TF), serta removal percentage (%). Hasil penelitian menunjukkan nilai
BCF pada P. purpureum di semua variasi bernilai lebih dari 1, sedangkan nilai BCF pada T.
latifolia bernilai kurang dari 1. Nilai TF pada P. purpureum dan T. latifolia lebih kecil dari 1,
kecuali pada P. purpureum dengan konsentrasi Cd 60 mg/L. Persentase pengurangan limbah
Cd dalam media tanam melebihi 99,99% untuk semua variasi. Biomassa P. purpureum hasil
fitoremediasi Cd digunakan sebagai substrat AD menyebabkan penurunan produksi biogas
sebesar 31% dan 33% (v/v) pada perlakuan Cd15 dan Cd60 secara berturut-turut. Proses AD
menurunkan kadar Cd dalam substrat hingga 25,9% pada perlakuan Cd60. Proses AD
menurunkan fraksi selulosa substrat dengan rentang 30,67 – 41,79% (b/b) dan meningkatkan
fraksi lignin dengan rentang 7,84 – 18,78% (b/b). Bioslurry hasil AD tersebut dikeringkan dan
dicacah hingga berukuran mesh 100 sebagai filler biofoam dengan variasi penambahan filler
sebanyak 0; 0,5; dan 1 g. Biofoam yang dihasilkan dengan penambahan filler sebanyak 0,5 g
memiliki karakteristik mekanis yang paling optimum dengan elongasi 17,5%, ultimate tensile
strength (UTS) sebesar 34,4 kPa, modulus elastisitas tertinggi sebesar 864 kPa, serta densitas
terendah sebesar 219,8 kg/m3. Biofoam dengan dan tanpa penambahan filler bioslurry
berpotensi sebagai material alternatif flexible polyurethane foam (FPF) komersial karena
memiliki elongasi 7,43-kali lebih tinggi dan UTS 12,67-kali lebih tinggi meskipun memiliki
nilai modulus Young 0,56-kali lebih rendah dan densitas 10-kali lebih tinggi dibandingkan FPF
komersial.