digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fathya Mubina Adfinda
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Aquilaria malaccensis merupakan jenis tumbuhan penghasil gaharu yang terancam punah akibat perburuan liar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengonservasi tumbuhan A. malaccensis adalah perbanyakan melalui teknik kultur in vitro yang dapat dilakukan dengan pengembangan kultur kalus dan suspensi sel. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi 2,4-dichlorophenoxyl acetic acid (2,4-D) dan benzylaminopurin (BAP) untuk menginduksi kultur kalus dan suspensi sel A. malaccensis. Kalus diinisiasi dari pucuk muda A. malaccensis berumur 1 tahun pada medium Murashige Skoog (MS) padat dengan penambahan 0,3; 0,4; dan 0,5 ppm 2,4-D dan BAP dengan konsentrasi 1, 1,5; dan 2,0 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi 0,5 ppm 2,4-D dan 2,0 ppm BAP serta kombinasi 0,4 ppm 2,4-D dan 1,5 ppm BAP menghasilkan respons terbaik dalam menginduksi pembentukan kalus. Selanjutnya kalus disubkultur ke media MS cair untuk menginduksi pembentukan kultur suspensi sel. Parameter kuantitatif berupa konsentrasi sel diamati perminggu dalam kurun waktu 4 minggu untuk mengamati kurva pertumbuhan, doubling time, dan laju pertumbuhan spesifik. Kombinasi 0,4 ppm 2,4-D dan 1,5 ppm BAP mampu menginduksi pembentukan kultur suspensi sel dengan laju pertumbuhan spesifik 0,062 dan doubling time 11 hari, sedangkan kombinasi 0,5 ppm 2,4-D dan 2,0 ppm BAP mampu menginduksi pembentukan kultur suspensi sel dengan nilai laju pertumbuhan spesifik 0,031 dan doubling time 22 hari. Pengamatan morfologi sel menunjukkan bahwa kultur suspensi pada kombinasi 0,4 ppm 2,4-D dan 1,5 ppm BAP didominasi oleh sel tunggal dengan persentase sel bulat 91,67%; dan persentase sel oval 8,33%, sedangkan pada kombinasi 0,5 ppm 2,4-D dan 2,0 ppm BAP, sel suspensi didominasi oleh sel tunggal dengan persentase sel bulat 89,65%; dan persentase sel oval 10,35%. Kombinasi 2,4-D 0,5 ppm dan BAP 2,0 ppm memicu pertumbuhan sel yang lebih banyak pada minggu ke-4 namun dengan persentase sel bulat yang lebih rendah dari kombinasi 2,4-D 0,4 ppm dan BAP 1,5 ppm. Dapat disimpulkan bahwa kombinasi 0,5 ppm 2,4-D dan 1,5 ppm BAP dapat menginduksi perbanyakan kultur suspensi sel A. malaccensis yang lebih cepat dibandingkan kombinasi hormon 0,5 ppm 2,4-D dan 2,0 ppm BAP.