digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Annisaa Raihan Yunita Putri
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Gaharu adalah resin yang dihasilkan dari tanaman famili Thymelaceae yang terkena cekaman alami maupun buatan. Produksi gaharu dengan cara cekaman alami membutuhkan waktu yang sangat panjang sehingga diperlukan inovasi produksi gaharu menggunakan metode ko-kultivasi elisitasi tanaman in-vitro. Ko-kultivasi elisitasi adalah teknik kultivasi tanaman secara in-vitro dengan perlakuan elisitasi berupa induksi jamur yang ditumbuhkan dalam medium yang sama. Interaksi antara tanaman dengan jamur pada proses ko-kultivasi elisitasi menghasilkan resin yang mengandung sejumlah metabolit sekunder berupa senyawa fitoaleksin seperti seskuiterpen dan kromon. Penelitian ini melibatkan proses kultivasi in vitro pucuk A. malaccensis dalam medium MS cair dengan variasi konsentrasi pati kemudian dilakukan elisitasi biologis menggunakan jamur elisitor untuk menginduksi produksi senyawa kunci penyusun gaharu (seskuiterpen). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jamur elisitor dengan kunci dikotomi, penentuan profil pertumbuhan jamur elisitor, pengamatan perubahan ciri morfologis pucuk tanaman A. malaccensis terhadap perlakuan elisitasi, analisis profil konsumsi gula pada kultur tanaman dan jamur, serta analisis profil senyawa volatil terutama seskuiterpen pada ekstrak pucuk tanaman A. malaccensis terelisitasi. Berdasarkan hasil penelitian, jamur elisitor teridentifikasi sebagai jamur genus Aspergillus. Profil pertumbuhan jamur elisitor tidak berbentuk sigmoid dengan fase eksponensial dari jamur adalah 3 – 8 hari dengan utilisasi gula utama untuk pertumbuhan jamur adalah bentuk sukrosa. Elisitasi menyebabkan perubahan ciri morfologis pada pucuk tanaman A. malaccensis berupa browning dan kerontokan daun. Profil konsumsi gula pada kultur pucuk tanaman terelisitasi dan non-elisitasi adalah pati terutilisasi dengan baik pada kultur non-elisitasi, sedangkan sukrosa lebih terutilisasi pada kultur tanaman terelisitasi dengan kultur pucuk yang berkonsentrasi pati 2 g/L tumbuh lebih efisien dibandingkan kultur pucuk berkonsentrasi pati 6 g/L. Kultur pucuk terelisitasi menghasilkan profil senyawa volatil yang lebih banyak dibandingkan kultur pucuk non-elisitasi. Senyawa seskuiterpen yang terkandung dalam ekstrak pucuk tanaman A. malaccensis terelisitasi jamur elisitor pada kultur cair variasi konsentrasi pati 2 g/L adalah furanodienone dan 7a-Isopropenyl-4,5-dimethyloctahydroindene-4-carboxylic acid, sedangkan pada ekstrak pucuk tanaman terelisitasi jamur elisitor pada kultur cair variasi konsentrasi pati 6 g/L adalah 7a-Isopropenyl-4,5-dimethyloctahydroindene-4-carboxylic acid, furanodienone, dan dehydrocostus lactone, serta pada ekstrak tanaman non-elisitasi tidak teridentifikasi senyawa seskuiterpen.