Museum merupakan salah satu bagian dari fasilitas publik yang memiliki banyak
manfaat bagi masyarakat. Pada suatu museum tersimpan berbagai benda cagar
budaya yang penting dalam perkembangan peradaban suatu bangsa. Antusiasme
kunjungan masyarakat untuk berwisata ke museum semakin berkurang meski
museum memiliki berbagai fungsi yang bermanfaat bagi masyarakat. Dalam
perkembanganya, aspek fisik interior museum dipandang kurang menarik dan
terkesan hanya sebagai pelengkap saja. Padahal aspek fisik dalam kaitanya dengan
organisasi pelayanan (servicescape) memiliki peran yang besar dalam menentukan
perilaku pengunjung museum. Secara sederhana, interior servicescape
didefinisikan sebagai dampak dari aspek-aspek fisik lingkungan interior terhadap
aktivitas dan perilaku pengunjung (overt behavior). Dari paparan tersebut, maka
diperlukan suatu penelitian yang membahas mengenai analisis aspek interior
servicescape terhadap perilaku pengunjung.
Tujuan utama dari penelitian ini yaitu mengetahui aspek interior servicescape yang
lebih dominan atau berperan penting dalam mempengaruhi perilaku pengunjung
museum. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Data penelitian diperoleh baik dari studi literatur maupun hasil
observasi movement flow dan wawancara dengan beberapa ahli. Kontribusi dari
penelitian ini yaitu mengisi gap dari penelitian terdahulu, dimana dengan lebih
spesifik penelitian ini membahas mengenai aspek interior servicescape yang lebih
dominan dalam mempengaruhi perilaku pengunjung museum. Setelah dilakukan
analisis data penelitian, terdapat temuan berupa aspek interior servicescape yang
lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku pengunjung museum yaitu aspek
personal artifacts. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya mengkaji aspek
interior servicescape berupa layout interior (denah tata letak), furnishings
(perabot), signage (rambu petunjuk), personal artifacts (artefak), dan style of décor
(gaya desain ruangan). Aspek interior servicescape lainya seperti temperature, air
quality, noise, music, odor, equipment, dsb dapat dikaji pada penelitian lanjutan.