digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Sebagai lembaga kebudayaan, museum bertanggung jawab untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan koleksinya. Untuk menjaga kelestarian, museum melakukan rotasi koleksi berdasarkan minat pengunjung, dengan harapan koleksi yang lebih populer akan menarik lebih banyak pengunjung. Penelitian mengenai minat pengunjung sangat penting untuk mengetahui koleksi yang paling diminati, namun metode seperti survei dan observasi langsung sering kurang akurat dan bisa mengganggu kenyamanan pengunjung. Dengan kemajuan teknologi, analisis minat pengunjung dapat dilakukan menggunakan sensor, sinyal Bluetooth, GPS, dan komputasi tepi. Namun, metode ini memerlukan perangkat tambahan yang bisa membatasi cakupan di area museum yang luas. Selain itu, pencahayaan rendah di museum sering menjadi tantangan dalam mendeteksi minat pengunjung dengan akurat. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem pendeteksian dan pelacakan minat pengunjung dengan arsitektur sistem yang berbasis pengolahan video untuk mengatasi kondisi pencahayaan rendah. Sistem ini menggunakan video dari kamera pengawas sebagai sumber data, baik secara langsung maupun dari rekaman, dengan fokus pada optimalisasi deteksi dalam pencahayaan rendah. Untuk mengatasi tantangan pencahayaan rendah, digunakan teknik peningkatan kualitas video CLAHE. Sistem ini dibangun menggunakan model deteksi yang dikembangkan dari data video kamera pengawas di Museum Kebangkitan Nasional. Area di sekitar koleksi museum (ROI) digunakan untuk mengukur minat pengunjung. Dalam uji coba selama satu minggu, sistem ini berhasil mendeteksi 1.221 pengunjung yang berminat dan 6.666 pengunjung yang hanya melintas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mode deteksi berhasil mencapai akurasi 88,53% dan F1-score 93,92%. Sistem ini juga berhasil meningkatkan deteksi minat pengunjung sebesar 25% dengan menggunakan peningkatan kualitas video. Uji kegunaan menunjukkan 90% dari 10 responden sangat puas dengan sistem ini. Hasil penelitian ini berpotensi diterapkan untuk manajemen koleksi museum yang lebih efektif, dengan rekomendasi pengembangan lebih lanjut dan pengujian di berbagai ruangan serta museum lainnya.