digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Banyaknya potensi gempa di Indonesia mengakibatkan struktur bangunan harus dirancang menggunakan sistem struktur tahan gempa. Namun, diketahui bangunan-bangunan eksisting banyak yang masih dirancang belum memenuhi persyaratan SNI yanga ada. Pada peraturan SNI terbaru, syarat kegempaan maupun penulangan untuk struktur tahan gempa sudah sangat ketat. Struktur zaman sekarang disyaratkan tetap stabil ketika gempa terjadi. Selain persyaratan tersebut yang juga penting adalah directivity gempa karena tidak dapat diprediksi. Hal ini membuat perencana harus menghitung gaya dalam dengan directivity yang berbeda untuk mengetahui gaya dalam yang paling besar yang akan digunakan pada perencanaan. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi pada bangunan eksisting untuk memitigasi resiko akibat perubahan beban gempa dan untuk mengetahui seberapa baik kinerja struktur aktual dari bangunan tersebut. Jika dari hasil evaluasi, bangunan eksisting tidak memenuhi level kinerja yang ditargetkan maka perlu dilakukan perbaikan struktur untuk meningkatkan kinerja struktur. Pada studi ini digunakan 2 directivity gempa dengan model struktur beton bertulang yang berfungsi sebagai rusunawa dengan ketinggian 10 lantai yang terletak di kota Bandung dengan kondisi tanah sedang (SD). Bangunan eksisting dievaluasi dengan analisis pushover dan analisis nonlinear riwayat waktu (NLTHA) dengan 3 (tiga) pasang gempa riwayat waktu yang telah diskalakan dengan metode spectral matching. Respon struktur yang akan dibandingkan adalah mekanisme keruntuhan dan level kinerja berdasarkan directivity yang ditinjau.