Jembatan SBArch merupakan jembatan komposit ganda yang berisi beton pada
penampang baja lengkungnya. Penampang baja lengkung ini kombinasi
penampang U dan penampang I. Struktur jembatan ini memiliki sambungan baut
yang menyambungkan beberapa segmen girder. Sambungan-sambungan yang
terdapat pada jembatan memiliki faktor adanya konsentrasi tegangan dan struktur
yang tidak kontinyu. Sehingga, sambungan-sambungan perlu diperhatikan dengan
baik terhadap bahaya fatik dengan cara menghindari terjadinya konsentrasi
tegangan yang tidak perlu. Penelitian ini akan mengevaluasi tingkat keandalan fatik
yang terjadi pada baut dengan menggunakan beban kendaraan bergerak atau weighin-
motion (WIM). Penelitian ini diawali dengan mengecek batasan fatik terhadap
desain jembatan sesuai AASHTO, SNI dan Eurocode.
Rekam data yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan
Jembatan (PUSJATAN) di Pantai Utara Kendal, Jawa Tengah digunakan dalam
penelitian ini. Data beban kendaraan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil pengukuran beban kendaraan WIM dengan durasi pengukuran 5 (lima)
minggu pada rentang waktu 1 November 2020 hingga 5 Desember 2020. Data WIM
yang diukur oleh PUSJATAN memiliki faktor dinamik sebesar 1.1 ini kemudian
diaplikasikan pada model dengan jumlah simulasi iring-iringan sebesar 1301
kendaraan. Jumlah siklus yang terjadi pada jembatan kemudian diproyeksikan
sesuai dengan data WIM tersebut.
Penelitian ini menggunakan Jembatan SBArch yang berada di Jalan Tol Krian
Legundi Bunder Manyar sebagai objek penelitian. Jembatan ini memiliki total
panjang 167.4 m, 2 lajur dengan lebar setiap lajurnya sebesar 16.15 m. Jembatan
ini dimodelkan dengan software SAP2000. Dari hasil analisis struktur diperoleh
momen lentur dan gaya geser yang terjadi pada titik sambungan. Dari data tersebut
kemudian diolah untuk kemudian didapatkan tegangan yang terjadi pada
sambungan baut akibat beban kendaraan random. Tegangan pada sambungan baut
ini kemudian diolah secara statistik untuk memperoleh parameter statistik dari
distribusi tegangan baut. Kurva SN yang digunakan dalam menentukan tingkat
keandalan fatik dari baut didapatkan dari beberapa literatur. Kurva ini
dikelompokan menjadi dua yaitu kurva untuk baut dengan lokasi shear plane diulir dan tidak diulir. Adapun baut yang digunakan dalam penelitian menggunakan baut
mutu F10T atau setara dengan Grade 10.9 atau A490.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebaran stress range pada baut Detail 11
mengikuti distribusi beta dengan parameter bernilai ?1=3.3892, ?2=10.1377,
a=6.1309 dan b=31.6996 serta mean stress sebesar 83.3733 MPa. Dengan
mengasumsikan kendaraan yang melintasi Jembatan SBArch berada pada reduksi
25% dari Jalan Pantura Kendal dan umur rencana 50 tahun, resiko kegagalan fatik
baut adalah sebesar 1.05E-08 atau pada indeks keamanan fatik sebesar 5.60. Nilai
tersebut masih berada pada batas aman, dimana safety index target menurut
Eurocode untuk 50 tahun adalah sebesar 4.30. Pada jembatan SBArch, sambungan
baut sangat andal dalam menahan gaya fatik yang terjadi.