2023 TA PP KAREN CLAHILDA GABRIELA 1.pdf
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Ruang seni menghadirkan suatu bentuk edukasi yang bebas, dikenali sebagai freechoice learning, untuk belajar tanpa adanya batasan dan paksaan, sesuatu yang
seharusnya dapat dialami oleh seluruh pengunjung tanpa pandang bulu. Namun,
sering kali akses terhadapnya menjadi terbatas bagi para penyandang disabilitas,
terutama para difabel netra, karena kuatnya aspek visualitas dalam pameran seni.
Dalam upaya tersebut, dilakukan penelitian partisipatoris dengan metode studi
literatur, wawancara, dan eksperimen bersama para partisipan dari Sentra Wyata
Guna, sebuah balai rehabilitasi sosial yang dinaungi oleh Kementerian Sosial
Republik Indonesia. Pada setiap langkah dalam pengambilan data, pendapat serta
masukan dari para partisipan dianggap setara dengan pendapat peneliti dan sumbersumber lainnya, mengetahui pentingnya keterlibatan langsung dari komunitas yang
memiliki kepentingan dalam penelitian ini, yaitu para difabel netra. Kepentingan
atas keterlibatan langsung dari para partisipan adalah pengambilan keputusan untuk
lingkungan yang lebih inklusif secara bottom-up.
Terdapat tiga aspek utama yang dapat membantu pengalaman apresiasi seni bagi
para difabel netra. Aspek-aspek tersebut adalah pencahayaan ruang, orientasi ruang,
serta tur aman sentuh. Ketiganya saling mendukung untuk menciptakan mobilitas
dan interaksi antara pengunjung dengan karya. Data yang telah dikumpulkan dan
didiskusikan bersama para partisipan kemudian diujicobakan dalam pameran
berjudul Merupa Alam Benda yang dilaksanakan di Galeri Soemardja, Institut
Teknologi Bandung. Beberapa fasilitas yang sekiranya akan membantu
pengalaman apresiasi seni bagi para difabel netra adalah pemanfaatan fokus dan
sorot cahaya, fasilitas taktil untuk membantu mobilisasi seperti lantai taktil dan
susuran pada dinding, replika aman sentuh, audio guide, hingga pendampingan oleh
guide pameran.
Inklusivitas dalam ruang seni pada akhirnya hanya tidak menaruh fokusnya pada
kelompok tertentu. Maka, segala fasilitas yang ramah bagi para difabel netra
seharusnya tidak akan mengganggu pengalaman para pengunjung awas mata dalam
mengakses ruang pamer dan mengapresiasi karya.