Teluk Manado merupakan perairan teluk yang cukup variatif manfaatnya seperti penangkapan ikan, transportasi, dan pariwisata sehingga potensi pencemaran terjadi, dan dapat berbahaya bagi biota yang hidup dalam perairan tersebut. Selain itu, terdapat beberapa muara sungai yang berpotensi membawa sampah dari daratan. Penambahan bahan organik maupun anorganik pada perairan akan memberikan dampak terhadap kondisi hidrologis yang akan menghasilkan suatu pencemaran dan adanya potensi melimpahnya jenis sampah dalam ukuran kecil yaitu mikroplastik. Tujuan penelitian ini untuk menentukan tingkat pencemaran perairan di Teluk Manado berdasarkan saprobik plankton dan kelimpahan mikroplastik yang ditemukan. Penelitian ini berpusat sepanjang Teluk Manado yang memiliki aktivitas manusia di sekitar pesisir pantai. Pengambilan data lapangan dilakukan pada empat lokasi antara lain pantai Malalayang sebagai lokasi kuliner dan wisata, pantai Muara Jengki sebagai lokasi pelabuhan, pantai Bailang sebagai lokasi dengan aktivitas nelayan, dan Pantai Mandolang sebagai lokasi jauh aktivitas masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada September 2021 yang mewakili musim peralihan II. Berdasarkan hasil penelitian, nilai koefisien saprobik terlihat bahwa nilai koefisien saprobik plankton berkisar antara 1,0 s/d 1,71 dengan hasil nilai koefisian tingkat pencemaran dengan skala sedang terjadi pada pantai Muara Jengki. Kelimpahan mikroplastik di berbagai lokasi pengamatan secara umum bervariasi, berkisar 2,86 sampai 71,43 partikel/l, sedangkan pada sedimen jenis yang mendominasi adalah fragment dengan total rata-rata partikel tertinggi dari seluruh wilayah kajian yaitu sebanyak 2233,33 partikel/kg. Mikroplastik juga telah ditemukan pada lokasi yang jauh dengan aktivitas manusia dengan jenis film yang mendominasi. Hasil analisis gugus FTIR di Teluk Manado terdapat jenis polimer Polystyrene (PS) dan jenis nilon menandakan memiliki gugus fungsi N-H. Gugus FTIR yang ditemukan adalah C-H bending dan N-H stretching.