COVER Futri Lamiyah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Futri Lamiyah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Futri Lamiyah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Futri Lamiyah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Futri Lamiyah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Futri Lamiyah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Futri Lamiyah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Tanah ekspansif merupakan tanah yang mengalami kembang susut secara
signifikan jika terjadi perubahan kadar air. Sifat kembang susut tersebut
disebabkan oleh mineralogi pada tanah ekspansif. Kembang susut yang tinggi
menyebabkan kerusakan pada struktur yang dibangun di atasnya. Kerusakan
tersebut disebabkan oleh pergerakan diferensial dan heaving pada fondasi yang
mengakibatkan retak pada struktur. Di Indonesia, terdapat sejumlah wilayah
dengan tanah lempung ekspansif. Oleh sebab itu diperlukan adanya usaha
identifikasi dan perbaikan tanah ekspansif.
Pada Penelitian ini dilakukan identifikasi mineral tanah yang menyebabkan sifat
ekspansif tanah dengan pengujian X-Ray Diffraction. Sampel tanah yang
digunakan pada penelitian ini diambil dari Proyek Groundsill, Cipamingkis,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari hasil pengujian diperoleh mineral yang
menyebabkan sifat ekspansif pada sampel tanah adalah montmorillonite dan
nontronite dengan kadar masing-masing 14,5% dan 14,7%.
Pada penelitian ini dilakukan usaha perbaikan tanah dengan penambahan bubuk
limbah kaca. Bubuk kaca memiliki potensi untuk menstabilkan tanah ekspansif
karena mengandung mineral silika dan sedikit kapur. Kedua mineral ini
membentuk senyawa CSH dan CAH yang dapat meningkatkan kekuatan tanah.
Pada penelitian ini digunakan variasi penambahan kadar bubuk kaca 2,5%, 5%, 10% dan 15% dan dilakukan juga variasi pemeraman 0 hari, 3 hari, 7 hari, dan 14
hari. Dilakukan pengujian laboratorium indeks propertis tanah, kepadatan tanah
dengan Standard Proctor, kuat tekan bebas, pengembangan 1-dimensi, dan metilen
biru pada sampel tanah sebelum dan sesudah distabilisasi dengan bubuk limbah
kaca. Ditentukan kadar bubuk limbah kaca optimum dan lama pemeraman
optimum untuk meningkatkan kepadatan dan kuat geser, serta menurunkan
pengembangan tanah.
Diperoleh bahwa penambahan bubuk limbah kaca menurunkan batas Atterberg
dan kadar air optimum, meningkatkan kepadatan kering maksimum dan kuat
geser hingga kadar bubuk kaca tertentu. Penambahan bubuk limbah kaca juga
mengurangi potensi pengembangan tanah dan tekanan pengembangan. Selain itu,
diperoleh bahwa semakin lama waktu pemeraman memberikan peningkatan kuat
geser dan menunjukkan tren penurunan pada batas Atterberg dan potensi
pengembangan tanah.