Tingginya permintaan buah cabai rawit oleh masyarakat baik dalam maupun luar
negeri, menuntut peningkatkan hasil produksi dan kualitas cabai rawit. Indonesia
memiliki potensi besar dalam bidang pertanian termasuk cabai rawit. Namun,
adanya serangan penyakit antraknosa pada tanaman cabai rawit, menyebabkan buah
memiliki kualitas yang sangat buruk dengan nilai estetika yang rendah atau bahkan
tidak bernilai sama sekali. Sebagai solusi yang permanen dan jangka panjang,
diperlukan benih cabai rawit yang sehat dan tahan terhadap penyakit antraknosa.
PT. East West Seed Indonesia (Ewindo) telah memiliki protokol pengujian
ketahanan penyakit antraknosa pada buah cabai yang sudah establish dan stabil.
Dalam proses disease screening yang telah dilakukan, masih terdapat beberapa
kekurangan yaitu: Dimensi yang terlalu luas menyebabkan kehigienisan ruangan
yang rendah dan rawan terjadi kontaminasi. Pengaturan dan pengukuran suhu,
kelembaban dan intensitas cahaya untuk memenuhi syarat kondisi iklim mikro
masih dilakukan secara manual. Selain itu, proses pengamatan dan analisis gejala
penyakit antraknosa yang muncul pada buah cabai rawit juga masih dilakukan
secara manual. Oleh karena itu, pada penelitian ini dibuatlah sistem ruang tumbuh
terkendali menggunakan metode Machine Learning untuk identifikasi tingkat
keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai rawit. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sistem dibuat dengan dimensi yang tidak terlalu besar dengan kondisi
iklim mikro yang dapat dikontrol dan dimonitor sesuai dengan kebutuhan proses
disease screening yang stabil. Sistem juga dilengkapi dengan kamera robotik X-Y
yang terintegrasi dengan model YOLOv4-Tiny untuk identifikasi dan deteksi score
gejala penyakit antraknosa pada buah cabai rawit. Berdasarkan hasil penelitian,
Sistem telah berhasil melakukan kontrol dan monitoring iklim mikro, untuk
kebutuhan disease screening dengan suhu 27 ?C, kelembaban 80%RH, dan
intensitas cahaya 158 lux. Selain itu sistem juga berhasil melakukan identifikasi
dan deteksi tinggat keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai dengan nilai
akurasi sebesar 52,32%.