COVER Dian Angelina
PUBLIC  BAB 1 Dian Angelina
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 2 Dian Angelina
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 3 Dian Angelina
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 4 Dian Angelina
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 5 Dian Angelina
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza PUSTAKA Dian Angelina
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza
Industri peralatan konstruksi di Indonesia, yang di dalamnya termasuk lifting equipment, masih terus menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Nilai estimasi untuk industri ini mencapai 4,5 miliar dollar Amerika Serikat pada tahun 2028, yang tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 6,79% dari tahun 2021 hingga tahun 2028. PT. Multi Guna Equipment (PT. MGE) adalah salah satu agen distributor resmi lifting equipment dengan spesialisasi dalam alat reach stackers dan harbour mobile cranes dari prinsipal kami yaitu Konecranes – perusahaan yang berbasis di Finlandia. Dalam beberapa tahun terakhir, PT. MGE mengalami pertumbuhan bisnis yang stagnan, meskipun potensi permintaan lifting equipment di Indonesia masih sangat tinggi karena banyaknya proyek konstruksi yang menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. Hambatan-hambatan yang menjadi penyebab terhadap stagnannya pertumbuhan bisnis PT. MGE ternyata berkaitan dengan tidak adanya sistem pengelolaan pengetahuan di perusahaan.
Dengan situasi seperti ini, tentunya perusahaan jelas memerlukan sebuah sistem untuk mengelola pengetahuan secara terstruktur dan efektif yaitu melalui implementasi Knowledge Management (KM) system. Dalam melakukan hal ini, penelitian ini didasarkan pada dua pertanyaan penelitian. Pertanyaan pertama adalah bagaimana sistem manajemen pengetahuan dapat diusulkan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis di PT. MGE, dan kedua adalah apa rencana implementasi untuk sistem manajemen pengetahuan yang diusulkan. Dua pertanyaan penelitian ini akan dijawab menggunakan teori yang berkaitan dengan pengetahuan, knowledge management, dan dua kerangka kerja knowledge management, yaitu People, Process, Technology (PPT) dan Socialization, Externalization, Combination, Internalization (SECI). Karena metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui proses wawancara dan proses observasi, yang kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan analisis tematik (thematic analysis). Hasil dari data-data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah terkait dengan kerangka knowledge management PPT dan SECI. Masalah-masalah tersebut meliputi keterbatasan pengetahuan dan keterampilan untuk proses penjualan yang dimiliki oleh para wiraniaga, ketiadaan proses berbagi pengetahuan di dalam maupun antar tim sales dengan tim lain, ketiadaan proses transfer pengetahuan yang tepat, kesulitan dalam mengakses pengetahuan dan informasi karena akses manual, dan lain-lain.
Dengan memanfaatkan kerangka PPT dan kerangka SECI, penulis berhasil merancang sebuah sistem knowledge management dengan cara merumuskan beberapa alat atau teknik pengelolaan pengetahuan, seperti Coaching, Training, Knowledge café, Lesson-learned documents, Knowledge-based exit interview, repository, dan e-learning. Dengan total 13 (tiga belas) alat atau teknik knowledge management, perusahaan sekarang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan, menangkap pengetahuan, menyimpan pengetahuan, berbagi pengetahuan, dan secara efektif memanfaatkan pengetahuan dan informasi yang dapat meningkatkan kinerja organisasi, meningkatkan proses pengambilan keputusan, dan mendorong proses inovasi dan proses kolaborasi, sehingga dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan kompetitif (competitive advantage) dalam industri lifting equipment yang pada akhirnya sangat berkontribusi pada pertumbuhan bisnis perusahaan.
Untuk proses implementasi sistem manajemen pengetahuan, akan dibagi menjadi 4 (empat) tahap yaitu Pra-Adaptasi, Adaptasi, Implementasi, dan Evaluasi untuk memastikan bahwa sistem knowledge management dapat diimplementasikan secara efektif, dampak pengimplementasiannya dapat diukur, dan area untuk perbaikan dapat teridentifikasi untuk menentukan perubahan-perubahan yang diperlukan. Implementasi akan dimulai pada paruh kedua tahun 2023, tepatnya pada bulan Agustus 2023, dan akan ada orang yang ditunjuk untuk khusus bertanggung jawab (PIC) untuk seluruh inisiatif knowledge management yang bertugas untuk memantau kemajuan dan memastikan keberlanjutan sistem ini.