Toyota masih menjadi merek mobil terkemuka di Indonesia. Namun Toyota mengalami
penurunan penjualan selama tiga tahun terakhir, meskipun merek mobil lain mampu
meningkatkan penjualannya. Sebagai salah satu diler resmi Toyota, PT Bukit Jaya juga
merasa divisi pemasarannya belum maksimal. Dalam menghadapi tantangan tren
penjualan yang beragam di beberapa daerah penjualannya, PT Bukit Jaya menyadari
bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi kinerja adalah tingkat pengetahuan
karyawan. Mengingat kebutuhan industri yang memerlukan kehadiran cabang di
berbagai wilayah pemasaran, perusahaan menghadapi kesulitan dalam menyamakan
tingkat pengetahuan di seluruh cabangnya. Perbedaan ini dapat memberikan dampak
yang signifikan, terutama dalam konteks penjualan.
Penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi kesiapan Knowledge Management (KM)
pada divisi pemasaran yang tersebar di berbagai wilayah dan menyusun strategi terkait
manajemen pengetahuan. Pendekatan yang digunakan adalah dengan melakukan survei
terhadap karyawan divisi pemasaran di berbagai wilayah sesuai kerangka Asian
Productivity Organization (APO).
Penelitian ini menggunakan metode survei terhadap karyawan divisi pemasaran di
berbagai daerah. Data yang terkumpul dianalisis dan hasil penelitian menunjukkan
bahwa manajemen pengetahuan di PT Bukit Jaya secara keseluruhan berada pada level
empat atau level refinement. Namun dari lima wilayah yang diteliti, dua wilayah tidak
mempunyai hasil yang sama dengan hasil akhir secara keseluruhan. Satu daerah bahkan
masih pada tingkat introduction dan satu cabang sudah pada tingkat readiness.
Berdasarkan temuan penelitian, disarankan untuk menerapkan proses SECI (Sosialisasi,
Eksternalisasi, Kombinasi, Internalisasi) untuk meningkatkan tingkat kesiapan KM pada
divisi pemasaran. Pendekatan ini berfokus pada empat proses transformasi pengetahuan,
yaitu sosialisasi, internalisasi, eksternalisasi, dan kombinasi. Penerapan proses SECI
diharapkan dapat mengatasi kesenjangan tingkat kesiapan KM di berbagai daerah.