digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perusahaan informasi dan Teknologi (TI) beroperasi di pasar yang bergerak cepat dan sangat kompetitif, di mana kemampuan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik merupakan faktor penting dalam kesuksesan mereka. Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu fokus pada rekrutmen dan pelatihan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik. Menjembatani kesenjangan keterampilan merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk beroperasi di pasar yang bergerak cepat dan sangat kompetitif untuk memberikan solusi terbaik dibandingkan pesaing lainnya. PT Futuremax Solution Indonesia sebagai perusahaan konsultan IT harus memperhatikan kondisi tersebut. Futuremax masih perlu mengurangi kesenjangan keterampilan antar anggota tim. Untuk melakukan itu, mereka membutuhkan kamus kompetensi yang komprehensif untuk memandu proses perekrutan dan pelatihan. Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi model kompetensi yang paling cocok untuk organisasi dan menentukan keterampilan yang dibutuhkan oleh staf dan pimpinan Infrastruktur TI. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan seperangkat kompetensi kerja yang komprehensif untuk setiap level fungsional dan membentuk matriks pelatihan berdasarkan kompetensi tersebut. Karena keterbatasan penelitian ini, segala upaya akan dilakukan untuk memastikan akurasi dan validitas hasil; penelitian tunduk pada keterbatasan potensial seperti kendala waktu dan sumber daya, ketersediaan dan kemauan peserta untuk berpartisipasi dalam penelitian, dan potensi bias atau keterbatasan dalam metode penelitian yang digunakan. Rancangan penelitian meliputi empat fase. Tahap pertama akan melibatkan pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif melalui web scraping, wawancara, dan studi literatur untuk mengembangkan kerangka kompetensi. Tahap kedua akan melibatkan analisis kualitatif deskripsi pekerjaan dan wawancara ahli untuk mengembangkan kamus kompetensi berdasarkan kerangka kerja kompetensi. Tahap ketiga akan menggunakan expert judgment untuk menilai kamus kompetensi, dengan expert memberikan umpan balik. Pada Fase Keempat, analisis kesenjangan akan dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan antara kompetensi yang dibutuhkan dan kompetensi staf dan pimpinan Infrastruktur TI saat ini, dengan rekomendasi untuk pelatihan dan sertifikasi diberikan untuk mengatasi setiap kesenjangan yang teridentifikasi. Melalui pendekatan ini, ditentukan bahwa model kompetensi yang paling cocok untuk organisasi terdiri dari empat kategori berbeda: Kompetensi Teknis, Kompetensi Lunak, Kompetensi Manajemen Proyek, dan Kompetensi Teknis Masa Depan. Studi ini mengidentifikasi dan mengkategorikan 49 kompetensi, masingmasing dibagi menjadi enam tingkat kemahiran, mengembangkan kamus kompetensi yang komprehensif. Staf Infrastruktur TI dan kompetensi pemimpin dijelaskan pada setiap tingkat fungsional. Tim juga mengembangkan matriks pelatihan untuk menjembatani kesenjangan keterampilan yang teridentifikasi. Temuan ini berkontribusi pada pengetahuan dalam manajemen infrastruktur TI dan memberikan wawasan praktis bagi organisasi yang ingin mengoptimalkan keterampilan dan kompetensi personel infrastruktur TI mereka.