Perusahaan informasi dan Teknologi (TI) beroperasi di pasar yang bergerak cepat
dan sangat kompetitif, di mana kemampuan untuk menarik dan mempertahankan
talenta terbaik merupakan faktor penting dalam kesuksesan mereka. Untuk
mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu fokus pada rekrutmen dan pelatihan
untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik. Menjembatani kesenjangan
keterampilan merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk beroperasi di pasar
yang bergerak cepat dan sangat kompetitif untuk memberikan solusi terbaik
dibandingkan pesaing lainnya. PT Futuremax Solution Indonesia sebagai
perusahaan konsultan IT harus memperhatikan kondisi tersebut. Futuremax masih
perlu mengurangi kesenjangan keterampilan antar anggota tim. Untuk melakukan
itu, mereka membutuhkan kamus kompetensi yang komprehensif untuk memandu
proses perekrutan dan pelatihan.
Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi model kompetensi yang paling cocok
untuk organisasi dan menentukan keterampilan yang dibutuhkan oleh staf dan
pimpinan Infrastruktur TI. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan
seperangkat kompetensi kerja yang komprehensif untuk setiap level fungsional dan
membentuk matriks pelatihan berdasarkan kompetensi tersebut. Karena
keterbatasan penelitian ini, segala upaya akan dilakukan untuk memastikan
akurasi dan validitas hasil; penelitian tunduk pada keterbatasan potensial seperti
kendala waktu dan sumber daya, ketersediaan dan kemauan peserta untuk
berpartisipasi dalam penelitian, dan potensi bias atau keterbatasan dalam metode
penelitian yang digunakan.
Rancangan penelitian meliputi empat fase. Tahap pertama akan melibatkan
pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif melalui web scraping,
wawancara, dan studi literatur untuk mengembangkan kerangka kompetensi.
Tahap kedua akan melibatkan analisis kualitatif deskripsi pekerjaan dan
wawancara ahli untuk mengembangkan kamus kompetensi berdasarkan kerangka
kerja kompetensi. Tahap ketiga akan menggunakan expert judgment untuk menilai kamus kompetensi, dengan expert memberikan umpan balik. Pada Fase Keempat,
analisis kesenjangan akan dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan antara
kompetensi yang dibutuhkan dan kompetensi staf dan pimpinan Infrastruktur TI
saat ini, dengan rekomendasi untuk pelatihan dan sertifikasi diberikan untuk
mengatasi setiap kesenjangan yang teridentifikasi.
Melalui pendekatan ini, ditentukan bahwa model kompetensi yang paling cocok
untuk organisasi terdiri dari empat kategori berbeda: Kompetensi Teknis,
Kompetensi Lunak, Kompetensi Manajemen Proyek, dan Kompetensi Teknis Masa
Depan. Studi ini mengidentifikasi dan mengkategorikan 49 kompetensi, masingmasing
dibagi menjadi enam tingkat kemahiran, mengembangkan kamus
kompetensi yang komprehensif. Staf Infrastruktur TI dan kompetensi pemimpin
dijelaskan pada setiap tingkat fungsional. Tim juga mengembangkan matriks
pelatihan untuk menjembatani kesenjangan keterampilan yang teridentifikasi.
Temuan ini berkontribusi pada pengetahuan dalam manajemen infrastruktur TI
dan memberikan wawasan praktis bagi organisasi yang ingin mengoptimalkan
keterampilan dan kompetensi personel infrastruktur TI mereka.