Maraknya pertumbuhan streaming digital dan investasi di Indonesia merupakan fenomena yang tidak dapat diabaikan di era setelah pandemi COVID-19. Salah satu perusahaan yang terjebak dalam skenario ini adalah PT Global Mediacom TBK (BMTR). Perusahaan ini adalah bagian dari konglomerat multimedia paling terintegrasi dan memiliki perpustakaan konten terbesar di Asia Tenggara. Lanskap streaming digital yang selalu berubah dan pertumbuhannya yang masif menciptakan peluang dan ancaman bagi pertumbuhan perusahaan. Untuk menganalisis hal tersebut, penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan tahunan PT Global Mediacom Tbk serta berbagai sumber sekunder lainnya. Data diolah dengan menggunakan metode absolute valuation yaitu valuasi Discounted Cash Flow dan metode relative valuation Price-to-Earnings Ratio, Price-to-Book Value dan EV/EBITDA. Dengan menggunakan metode absolute valuation, penelitian menemukan bahwa saham perusahaan saat ini dinilai terlalu tinggi dengan nilai intrinsik Rp 169 dibandingkan dengan harga sebenarnya Rp 278. Penelitian menemukan bahwa alasan utama untuk ini adalah saham beta perusahaan yang tinggi yaitu 1,8 yang bisa menandakan risiko yang lebih tinggi tetapi pengembalian yang tinggi. Dengan menggunakan metode penilaian relatif, diketahui bahwa dengan menggunakan semua metrik saham BMTR dinilai terlalu rendah. Namun, analisis keuangan serta valuasi relatif menemukan bahwa perusahaan tersebut adalah yang paling stabil. Hal ini menunjukkan kinerja bisnis perusahaan yang sangat baik. Kesimpulan yang penulis buat adalah bahwa saham itu berisiko tetapi memiliki jaring pengaman sebagai perusahaan yang stabil dalam industri yang berkembang pesat.