Kanker payudara merupakan suatu keganasan di jaringan payudara yang berasal
dari epitel duktus ataupun lobulusnya. Kemoterapi merupakan komponen penting
dalam penatalaksanaan kanker payudara, tetapi juga dapat menimbulkan reaksi
obat merugikan (ROM). ROM dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien secara
umum yang menurun akibat kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
probabilitas dan tingkat keparahan ROM, mengetahui variabel yang berpengaruh
terhadap jumlah kejadian ROM, mengukur kualitas hidup pasien setelah
mengalami ROM, dan menilai hubungan antara jumlah kejadian ROM terhadap
kualitas hidup pasien. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional,
menggunakan rancangan potong lintang yang dilakukan secara prospektif terhadap
86 pasien kemoterapi kanker payudara di Ruang Asnawati RSUP Dr. Hasan
Sadikin pada bulan Desember 2022-Februari 2023. Data dianalisis secara deskriptif
untuk menentukan probabilitas dan tingkat keparahan ROM, masing-masing
menggunakan skala Naranjo dan skala Hartwig-Siegel. Pengukuran kualitas hidup
menggunakan kuesioner EORTC QLQ-C30. Hasil penelitian menunjukkan
kejadian ROM memiliki probabilitas 70,2% bersifat “probable”; 26,9% bersifat
“definite”; dan 2,9% bersifat mungkin “possible”. Sebanyak 75,8% kejadian ROM
memiliki tingkat keparahan tingkat 3 dan sebanyak 24,2% memiliki tingkat
keparahan 4b. Kejadian ROM yang banyak dialami berupa alopesia, mual,
kelelahan, penurunan nafsu makan, dan nyeri otot. Hasil pengukuran kualitas hidup
menunjukkan skor status kesehatan global yang rendah, skala fungsi yang paling
rendah adalah fungsi peran, dan skala gejala yang paling tinggi adalah gejala hilang
nafsu makan, kelelahan dan mual muntah. Berdasarkan analisis bivariat dan
multivariat, jumlah komorbid menunjukan hubungan bermakna terhadap jumlah
ROM (OR= 21,084; 95%CI 4,213 – 105,506; p-value=0,001). Hasil korelasi
hubungan jumlah ROM terhadap pengukuran kualitas hidup diperoleh nilai korelasi
negatif yang signifikan (r= -0,560; p<0,01). Dari penelitian ini sebagian besar
pasien mengalami ROM yang bersifat “probable” dengan tingkat keparahan level
3. Pasien dengan komorbid berisiko mengalami peningkatan jumlah ROM sebesar
21,084 kali. Pasien kanker payudara memiliki status kesehatan global yang rendah,
skala fungsi yang paling rendah adalah fungsi peran, dan skala gejala yang paling
tinggi adalah gejala hilang nafsu makan. Semakin banyak jumlah ROM yang
dialami maka kualitas hidup pasien semakin rendah.