digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Artemisinin merupakan terapi lini pertama penyakit malaria yang dihasilkan secara alami oleh Artemisia annua L. Produksi artemisinin yang rendah dan tidak stabil menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan artemisinin yang tinggi sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi dengan rekayasa metabolisme pada mikroorganisme. CYP124 dari Mycobacterium tuberculosis dapat menghidroksilasi farnesil pirofosfat (FPP) sehingga dapat menjadi substrat bagi amorfadien sintase (ADS) yang dapat mengurangi tahapan biosintesis artemisinin. Pada penelitian ini, dilakukan optimasi ekspresi protein CYP124 yang gennya terkloning pada plasmid pET16b yang tertransformasi dalam Escherichia coli DH5? dan subkloning cyp124 dengan metode circular polymerase extension cloning (CPEC) pada plasmid pCWORI yang ditransformasikan ke dalam E. coli DH5?. Subkloning cyp124 pada pCWORI dilakukan karena pCWORI umum digunakan untuk ekspresi CYP450 pada E. coli. Optimasi ekspresi protein CYP124 dilakukan dengan membandingkan media Luria-Bertani (LB) dan Terrific Broth (TB), suhu inkubasi (18oC, 25oC, dan 37oC), dan dengan induksi atau tanpa induksi IPTG. Produksi protein CYP124 dapat diekspresikan lebih baik pada media TB dengan suhu inkubasi 25oC dan induksi IPTG dibandingkan dengan media LB. Konfirmasi lebih lanjut mengenai ekspresi protein CYP124 pada plasmid pET16b dan melanjutkan kloning gen cyp124 pada plasmid pCWORI dapat dilakukan.