AULIYA NURINNISA
EMBARGO  2027-09-02 
EMBARGO  2027-09-02 
AULIYA NURINNISA
EMBARGO  2027-09-02 
EMBARGO  2027-09-02 
AULIYA NURINNISA
EMBARGO  2027-09-02 
EMBARGO  2027-09-02 
AULIYA NURINNISA
EMBARGO  2027-09-02 
EMBARGO  2027-09-02 
AULIYA NURINNISA
EMBARGO  2027-09-02 
EMBARGO  2027-09-02 
AULIYA NURINNISA
EMBARGO  2027-09-02 
EMBARGO  2027-09-02 
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Pengobatan malaria yang direkomendasikan
oleh WHO adalah pengobatan berbasis artemisinin. Namun, produksi artemisinin dari
tanaman Artemisia annua menghasilkan rendemen kurang dari 0,5%. Produksi artemisinin
dengan cara semisintesis menggunakan Saccharomyces cerevisiae yang telah direkayasa dapat
menghasilkan rendemen sebesar 40%. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan transformasi
S. cerevisiae BY4741 dengan plasmid rekombinan yang mengandung enam gen pengkode
enzim kunci pada biosintesis prekursor artemisinin yaitu asam artemisinat dan asam
dihidroartemisinat. Proses transformasi ini diharapkan dapat mengubah jalur metabolisme
pada S. cerevisiae BY4741 sehingga dapat memproduksi prekursor artemisinin. Plasmid
rekombinan yang digunakan adalah pBEVY-GL_fps, pBEVY-GU_ads_cyp71av1, pESC
HIS_cpr, dan pBEVY-L_dbr2_aldh1 yang telah diperoleh dari penelitian terdahulu. Gen-gen
yang terdapat dalam keempat plasmid rekombinan tersebut mengkode enam enzim, yaitu:
farnesil pirofosfat sintase (FPS), amorfadien sintase (ADS), sitokrom P450 monooksigenase
(CYP71AV1), sitokrom P450 reduktase (CPR), aldehid artemisinat reduktase (DBR2), dan
aldehid artemisinat dehidrogenase (ALDH1). Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi, (i)
perbanyakan empat plasmid rekombinan pada E. coli TOP10F’, (ii) analisis keberadaan gen
pada plasmid rekombinan dengan analisis restriksi dan polymerase chain reaction (PCR), (iii)
transformasi S. cerevisiae BY4741 dengan empat plasmid rekombinan menggunakan metode
elektroporasi, (iv) ekspresi gen untuk produksi prekursor artemisinin, (v) ekstraksi prekursor
artemisinin dengan etil asetat, dan (vi) analisis keberadaan prekursor artemisinin dengan ultra
performance liquid chromatography (UPLC). Berdasarkan analisis restriksi dan hasil PCR
dapat disimpulkan bahwa ukuran plasmid telah sesuai dan keberadaan 6 gen kunci pada
keempat plasmid rekombinan dapat dibuktikan. Ukuran gen pada PCR adalah 1032 pb untuk
fps, 1620 pb untuk ads, 1434 pb untuk cyp71av1, 2145 pb untuk cpr, 1164 pb untuk dbr2, dan
1507 pb untuk aldh1. Hasil analisis UPLC pada hasil ekstraksi tidak menunjukkan adanya
puncak pada waktu retensi 5,99 dan 5,78 menit yang merupakan puncak asam artemisinat dan
asam dihidroartemisinat standar. Hal ini menandakan bahwa prekursor artemisinin tidak
berhasil disintesis oleh S. cerevisiae BY4741. Setelah analisis lebih mendalam pada keempat
plasmid rekombinan disimpulkan bahwa, kegagalan sintesis prekursor artemisinin oleh S.
cerevisiae BY4741 terjadi karena gen ads pada plasmid pBEVY-GU_ads_cyp71av1 tidak
memiliki daerah terminator. Hal ini telah dikonfirmasi dengan analisis restriksi dan analisis
PCR menggunakan pasangan primer baru yang memiliki sisi penempelan pada daerah
terminator. Gen ads yang tidak berhasil diekspresikan menjadi enzim ADS menyebabkan
biosintesis prekursor artemisinin tidak berhasil dilakukan. Saran untuk penelitian selanjutnya
adalah perbaikan terminator gen ads pada plasmid pBEVY-GU_ads_cyp71av1 atau konstruksi
ulang plasmid pBEVY-GU_ads_cyp71av1.