Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia memiliki sebaran jalur
pipa di banyak daerah yang secara tidak langsung meningkatkan risiko terjadinya kegagalan
pada segmen pipa tertentu. Konsekuensi yang terjadi akibat kegagalan tersebut dapat berupa
pencemaran lingkungan, kerugian finansial, kegagalan material bagi perusahaan, bahkan
membahayakan nyawa masyarakat di sekitar jalur pipa. Dengan menerapkan manajemen
risiko operasional yang baik, maka keamanan dan keselamatan di lingkungan industri migas
dapat terjamin dan mencegah terjadinya insiden kebakaran yang dapat membahayakan
nyawa dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, tugas sarjana ini dibuat dalam bentuk studi
kasus yang berfokus pada kajian risiko pipa penyalur dengan metode Muhlbauer dan API
RP 581. Pada tugas sarjana ini, akan dilakukan analisis pada pipa penyalur lepas pantai 26
Inci wilayah Teluk Jakarta yang mengalirkan gas alam. Kajian risiko dilakukan dengan
metode semi-kuantitatif mengikuti API RP 581 dan Muhlbauer termodifikasi 2015.
Dari hasil analisis didapat hanya terdapat satu segmen dengan tingkat risiko hijau,
dua segmen tingkat risiko kuning, dua segmen tingkat risiko jingga, dan tiga segmen dengan
tingkat risiko merah. Selain itu, berdasarkan hasil studi parametrik, kenaikan tekanan
operasi akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan untuk consequences area pada
lubang kebocoran ukuran kecil dan sedang serta tidak memberikan pengaruh pada lubang
kebocoran ukuran besar.