digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Elis Anggun Geminastiti
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Elis Anggun Geminastiti
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Elis Anggun Geminastiti
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Elis Anggun Geminastiti
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Elis Anggun Geminastiti
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Elis Anggun Geminastiti
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Elis Anggun Geminastiti
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Elis Anggun Geminastiti
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Tingginya arus urbanisasi menuju kawasan perkotaan berdampak pada peningkatan intensitas pembangunan, yang menimbulkan permasalahan kenyamanan tinggal bagi masyarakat perkotaan. Jakarta merupakan salah satu kota yang mengalami peningkatan suhu yang signifikan, terutama di kawasan pusatpusat bisnis dengan intensitas kegiatan manusia yang tinggi. Kawasan CBD Sentra Primer barat perlu menjadi perhatian karena direncanakan sebagai salah satu pusat untuk menampung limpahan pergerakan dari pusat kota Jakarta, serta memiliki arahan sebagai pusat perdagangan Nasional dan Internasional. Maka dari itu, pada penelitian ini akan dilakukan design review terhadap rancangan kawasan dengan pendekatan Climate Sensitive Urban Design (CSUD) untuk menciptakan kawasan yang adaptif terhadap iklim. Penelitian ini terdiri dari dua tahap analisis, yaitu analisis pemenuhan prinsip CSUD berdasarkan kriteria desain CSUD, dan pada tahap kedua meninjauan kinerja rancangan kawasan berdasarkan hasil simulasi iklim mikro dan nilai indeks kenyamanan termal menggunakan aplikasi Envi-Met 5.0.3. Hasil analisis menunjukan bahwa rancangan kawasan hanya memenuhi 37,4% prinsip climate sensitive urban design. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip Climate Sensitive Urban Design masih sangat randah, mengindikasikan bahwa rancangan kawasan belum responsif terhadap iklim dan belum mampu meningkatkan kenyamanan termal. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat membantu pemerintah, perencana, dan perancang kota untuk bisa merancang kawasan dengan lebih responsif terhadap iklim dalam upaya peningkatan kenyamanan termal.