Jalan Tol Semarang-Demak dibangun untuk meminimalisir kemacetan
yang berada di Jalur Pantura dan merupakan salah satu solusi masalah banjir di
wilayah pesisir Semarang, karena akan diintegrasikan dengan tanggul laut untuk
mengatasi banjir rob dan penurunan muka tanah. Dengan kondisi tanah yang
lunak, menyebabkan lokasi konstruksi Tol Semarang-Demak perlu dilakukan
perbaikan tanah. Tugas akhir ini akan membahas mengenai desain perbaikan
tanah pada Jalan Tol Semarang-Demak zona O (STA 4+600 - STA 4+825).
Perbaikan tanah dengan Vacuum Consolidation Method (VCM) dilakukan
untuk mempercepat waktu konsolidasi dalam meningkatkan daya dukung tanah.
Pemilihan metode VCM didasarkan oleh area konstruksi jalan tol yang luas
sehingga memerlukan metode perbaikan yang efisien, sebab penggunaan metode
VCM mampu meminimalisir penggunaan sumber daya dan penggunaan alat berat.
Desain perbaikan tanah dengan metode VCM dimulai dari pengolahan
data tanah dari hasil penyelidikan tanah dan pengujian di laboratorium untuk
mendapatkan parameter tanah, dilanjutkan dengan penentuan parameter beban.
Perancangan perbaikan tanah ini juga meliputi perancangan Prefabricated
Vertical Drain (PVD), penentuan kapasitas vakum konsolidasi dan distribusi
tegangan. Selanjutnya pemodelan dilakukan menggunakan software PLAXIS 2D
V20 dengan tipe pemodelan plane strain yang kemudian akan dilakukan evaluasi
kembali agar memenuhi kriteria desain penurunan tanah (settlement), stabilitas,
dan likuifaksi. Pada penulisan tugas akhir ini juga akan membandingkan
efektivitas penggunaan metode VCM dengan metode perbaikan prapembebanan
(preloading). Analisis hasil pemodelan yang dilakukan terdiri dari analisis
penurunan tanah, faktor keamanan, tekanan air pori, dan tekanan ekses air pori.
Untuk menjaga kestabilan pada masa awal konstruksi digunakan perkuatan
cerucuk dan matras bambu. Perbaikan tanah dengan VCM menggunakan PVD
pola persegi dengan jarak 100 cm. Dengan desain tersebut, lama waktu yang
diperlukan untuk mencapai derajat konsolidasi 90% menurun sangat drastis, dari
342,87 tahun menjadi hanya 20 hari. Besar tegangan yang diberikan vakum
sebesar 55-75 kPa dengan distribusi tegangan yang merata dari pangkal hingga
ujung PVD. Berdasarkan hasil desain metode VCM mampu mempersingkat waktu
konsolidasi sebesar 18%.
Analisis kondisi masa layan dilakukan untuk waktu 10 tahun dengan
beban yang bekerja yaitu beban lalu lintas dan perkerasan. Diperoleh dari hasil
desain bahwa metode VCM memiliki resiko yang lebih kecil karena tekanan yang
diberikan bersifat isotropic yang terdiri dari tekanan vakum dan tekanan lateral sehingga menghasilkan nilai faktor keamanan yang lebih besar dibandingkan
metode prapembebanan (preloading). Dengan menggunakan sistem PVD, tekanan
vakum dapat menyebar sampai kedalaman yang dalam dan melebihi ujung batas
dari zona PVD. Tekanan vakum mampu menggantikan beban timbunan sehingga
jumlah material timbunan yang diperlukan untuk konstruksi dapat lebih sedikit
dan menyebabkan tekanan air pori dengan metode VCM lebih kecil dibandingkan
dengan metode timbunan (konvensional).