ABSTRAK Nicholas Emanuel
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER_Nicholas Emanuel.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I_Nicholas Emanuel.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II_Nicholas Emanuel.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III_Nicholas Emanuel.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV_Nicholas Emanuel.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V_Nicholas Emanuel.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA_Nicholas Emanuel.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Struktur dalam masa layannya, berpotensi mengalami penurunan performansi akibat deteriorasi, kesalahan konstruksi/desain, perubahan fungsi, perubahan standar desain, dll. Maka dari itu, struktur bangunan dalam masa layannya harus mengalami diperkuat untuk tetap dapat berfungsi dengan baik. Struktur yang sudah diperkuat sekalipun, terkadang dalam masa layannya dapat diperkuat kembali. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait perilaku komponen struktur yang kembali diperkuat setelah lama.
Pada penelitian ini, akan diperkuat 3 balok dan 2 pelat yang sudah diperkuat 5 tahun lalu dengan rincian balok akan diperkuat secara geser dan pelat akan diperkuat pada sisi lentur dengan tambahan perkuatan lentur menjadi 2 lapis. Dua jenis balok yang akan dievaluasi, yaitu balok mutu rendah dan balok mutu tinggi. Balok mutu rendah diberi nama BL, balok mutu tinggi diberi nama BH, pelat mutu tinggi diberi nama SH, dan pelat mutu rendah diberi nama SL. Objektif utama dari penelitian ini adalah mengevaluasi perilaku balok dan pelat setelah diperkuat dengan meninjau daktilitas, kekakuan, gaya ultimit, mode of failure, serta kapasitas momen.
Berdasarkan hasil eksperimen, didapatkan bahwa balok mutu rendah tetap mengalami kegagalan geser (shear compression failure) dan balok mutu tinggi tetap mengalami kegagalan lentur dengan gaya ultimit yang meningkat. Terkhusus pada balok mutu tinggi, ekor daktilitas terbentuk yang mana sebelum diperkuat secara geser tidak terbentuk ekor daktilitas. Pelat mutu rendah maupun mutu tinggi mengalami kegagalan geser akibat kondisi over-reinforced dengan kekakuan yang meningkat. Selain itu, ditemukan bahwa ACI 440.2R-17 dapat digunakan untuk mengestimasi kapasitas momen balok mutu tinggi dengan galat ±5%.