Pengendalian internal proses produksi secara sistematis menjadi prasarat dalam
manufaktur produk farmasi bermutu yang berdaya saing global. Pendekatan Six
Sigma merupakan perangkat penting pada optimalisasi proses di industri untuk
meningkatkan kinerja proses dan menekan keluhan pelanggan melalui tahapan
Define, Measure, Analyze, Improve dan Control (DMAIC). Tehnik ini
diaplikasikan pada produksi infus elektrolit di industri farmasi PT. X pada bulan
Juli 2022 – Maret 2023 dengan menentukan kapabilitas proses, nilai level sigma
dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA). Penetuan tahapan awal DMA
mengindikasikan fokus masalah pada tangki pencampuran dan keluhan kebocoran
produk dari konsumen dengan tindakan perbaikan prioritas berdasarkan FMEA
(Failure Mode Effect Analysis) dengan nilai RPN ?10. Selanjutnya dilakukan
tahapan IC melalui perbaikan sensor level tangki pencampuran dengan menganalisa
kadar elektrolit klorida yang cenderung mengalami out of specification (OOS).
Tindakan perbaikan ini dapat meningkatkan nilai kinerja tangki pencampuran dari
Cpk 0,88 menjadi 3,31 dan nilai Ppk dari 0,89 menjadi 2,42, serta perbaikan
masalah kebocoran produk yang meningkatkan nilai total sigma level mesin
pengisian dari 4,14 menjadi 4,63. Pengendalian juga dilakukan untuk menjaga
konsistensi hasil perbaikan dengan melakukan perubahan SOP, briefing rutin dan
pelatihan personalia, hingga penjadwalan dan perawatan mesin secara berkala.
Aplikasi Six Sigma telah menghasilkan produk yang memenuhi ketentuan kadar
elektrolit serta menurunkan permasalahan kebocoran dan diproyeksikan
memberikan keuntungan bisnis maksimal.