digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Farisa Ghina Wiharto
PUBLIC yana mulyana

Antimikroba merupakan obat yang digunakan secara luas untuk menangani penyakit infeksi. Namun, karena penggunaannya yang sangat umum, obat ini seringkali digunakan secara tidak tepat sehingga dapat memicu kondisi resistensi. Apoteker yang bekerja di sarana apotek berperan secara langsung terhadap proses dispensing dan pemberian antimikroba di masyarakat. Apoteker dengan pengetahuan, sikap, dan praktik yang kurang baik dapat menjadi penyebab meningkatnya kasus resistensi terhadap antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan, sikap, dan praktik terkait dispensing dan penanganan antimikroba terhadap apoteker yang bekerja di apotek Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang menggunakan kuesioner pada 364 subjek. Analisis statistik univariat dilakukan untuk mengetahui proporsi dan frekuensi variabel demografi responden. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel demografi dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik apoteker menggunakan uji Mann Whitney, Kruskal Wallis, dan Chi Square dengan aplikasi Minitab versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apoteker di Jawa Barat memiliki tingkat pengetahuan yang kurang memadai (92,3%). Apoteker di Jawa Barat juga menunjukkan sikap dan praktik yang negatif terhadap dispensing serta penggunaan antimikroba (68,8%; 67,9%). Faktor yang mempengaruhi nilai untuk dimensi pengetahuan adalah usia (p = 0,035). Untuk dimensi sikap dan praktik, jenis kelamin mempengaruhi nilai yang diperoleh responden secara signifikan (p = 0,000 untuk kedua dimensi). Tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik dipengaruhi oleh jenis kelamin pada ketiga dimensi.