Permasalahan terkait air bersih dan sanitasi di Kecamatan Cimenyan masih belum
mendapatkan penyelesaian yang memadai. Berdasarkan data yang terkumpul dari
Yayasan Odesa Indonesia, keadaan sanitasi di 70 lokasi Kecamatan Cimenyan masih
belum baik. Kondisi ini dinilai dapat berdampak buruk jika tidak segera diatasi karena
dapat mengancam kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi kondisi terkait akses air bersih dan sanitasi di Kecamatan Cimenyan,
pengaruhnya terhadap masalah penyakit yang timbul disana, mengetahui pengetahuan
masyarakat mengenai sanitasi dan penerapannya di kehidupan sehari-hari, dan
mencari strategi untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi di Kecamatan
Cimenyan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan studi kuantitatif menggunakan
kuesioner dengan sampel sebanyak 85 KK yang merupakan warga di Kecamatan
Cimenyan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
sampling, dan data akan disajikan menggunakan statistik deskriptif dalam bentuk
tabel dan dan grafik. Uji chi-square dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dilakukan juga analisis SWOT untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari akses air bersih dan sanitasi di
Kecamatan Cimenyan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang
menyatakan bahwa kondisi akses air bersih di Kabupaten Cimenyan masih kurang baik adalah 57,6%, dan untuk kondisi sanitasi sebesar 43,5%. Warga Kecamatan Cimenyan kebanyakan sudah mempunyai sumber air bersih, tetapi 45,9% nya
kekurangan air bersih dan lebih dari 50% mendapatkan air yang berbau dan
berwarna. Penerapan sanitasi di Kecamatan Cimenyan sudah cukup baik. Hasil
pengujian hubungan antara Kesehatan Masyarakat (Y) dengan Akses Air Bersih (X1),
Sanitasi (X2), dan Pengetahuan Masyarakat (X3) menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel independen dengan kejadian
penyakit terkait air dan sanitasi. Data menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat
di Kabupaten Cimenyan kondisinya kurang baik (54,1%), dimana masih ada
responden yang tidak tahu akibat dari minum air keran tanpa dimasak dahulu, BABS,
manfaat mencuci tangan yang baik dan benar, dan sebagainya. Strategi untuk
meningkatkan akses air bersih dan sanitasi yang didapatkan yaitu meningkatkan
kualitas dan ketersediaan toilet umum, meningkatkan swadaya masyarakat,
mengadakan kegiatan penyuluhan terkait sanitasi secara rutin, meningkatkan peran
pemerintah daerah dalam memfasilitasi akses air bersih, diadakan forum diskusi antar
pemerintah daerah, dan penguatan kelembagaan dalam upaya pengendalian dan
pengawasan kondisi akses air bersih dan sanitasi. Dari penelitian ini, didapatkan
beberapa kasus warga yang meminum air keran tanpa dimasak terlebih dahulu. Maka
dari itu, perlu dilakukan penelitian terkait variabel sumber air minum dan kualitas air
minum serta kebiasaan mengolah air bersih sebelum dikonsumsi atau digunakan
untuk memasak sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap kejadian waterborne
diseases. Didapatkan juga beberapa kasus yang menyatakan tingkat pendapatan
warga kemungkinan berpengaruh dalam kurangnya edukasi. Maka dari itu, perlu
dilakukan penelitian terkait variabel pendapatan warga dan pengaruhnya terhadap
pengetahuan masyarakat terkait sanitasi.