Salah satu cara dikembangkan untuk mengatasi tantangan dalam penyediaan material perkerasan lentur adalah menerapkan prinsip greenroads dengan memanfaatkan kembali sebagian atau keseluruhan material perkerasan jalan lama atau Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) sebagai material untuk perkerasan jalan yang baru, dimana jika digunakan kembali akan mempengaruhi kinerja dari campuran seperti penurunan tingkat durabilitas dan kerusakan dini perkerasan, sehingga harus dilakukan suatu upaya untuk memperbaiki kinerja dari material daur ulang tersebut, yaitu dengan penambahan bahan peremaja.
Material RAP didapatkan dari hasil garukan aspal Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Campuran yang dipakai adalah Laston Lapis AC-WC menggunakan kadar material RAP sebanyak 20%, 25%, dan 30%, dengan penggunaan bahan peremaja Iterlene sebesar 5%, dan kemudian selanjutnya pada campuran dengan penggunaan material RAP dilakukan pengujian Marshall, Modulus Resilien dengan alat UTM dan ketahanan terhadap kelelahan (fatigue) metode four points loading test dengan kontrol regangan.
Penggunaan material RAP dan aspal Aspal Pen 60/70 menggunakan rejuvenator Iterlene dapat meningkatkan kekakuan aspal. Hasil pengujian Marshall menunjukkan campuran dengan kadar material RAP 30% memberikan nilai stabilitas tertinggi. Hasil pengujian Modulus Resilien menunjukkan campuran dengan kadar material RAP 0% memberikan nilai Modulus Resilien yang tinggi pada temperatur pengujian 45oC. Hasil pengujian ketahanan terhadap kelelahan menunjukkan campuran kadar material RAP 30% pada temperatur 25°C memberikan umur kelelahan yang paling panjang.