Gangguan kulit yang umum terjadi, terutama pada remaja, adalah jerawat atau acne vulgaris yang
muncul karena akumulasi sebum dan sel kulit mati di dalam folikel sebaceous meningkatkan beban
mikroba yang mengganggu dinding folikel sehingga mengakibatkan peradangan pada kulit. Terapi
jerawat menggunakan antibiotik sering kali menyebabkan resistensi bakteri. Oleh karena itu,
pencarian alternatif pengobatan untuk jerawat yang bersumber dari bahan alam tanaman
merupakan hal yang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri
ekstrak dan fraksi biji Tamanu (Calophyllum inophyllum L.) terhadap bakteri penyebab jerawat
Propionibacterium acnes ATCC 11827 dan Staphylococcus epidermidis ATCC 12228. Biji tamanu
diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Fraksinasi ekstrak
menggunakan metode kromatografi cair vakum (KCV) dengan komposisi eluen menggunakan
pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Metode skrining uji aktivitas yang digunakan adalah
metode difusi agar melalui penentuan diameter zona hambat dan konsentrasi hambat minimum
(KHM) ditentukan menggunakan metode mikrodilusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KHM
ekstrak, fraksi 3, 4, 5, dan 6 dari biji tamanu terhadap Propionibacterium acnes ATCC 11827 masingmasing adalah sebesar 0,5; 1,0; 1,0; 31,25 dan 62,50 µg/mL. KHM ekstrak, fraksi 3, 4, 5, dan 6 dari
biji tamanu terhadap Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 masing-masing adalah 62,50; 15,63;
15,63; 31,25 dan 250 µg/mL. Oleh karena itu, ekstrak dan fraksi biji tamanu berpotensi melawan
bakteri penyebab jerawat.