Tingginya prevalensi jerawat di Indonesia menyebabkan berkembangnya penelitian terhadap bahan alam dalam mencari alternatif pengobatan jerawat. Indonesia memiliki banyak sekali tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional, termasuk tanaman bunga telang dan apel manalagi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, bunga telang (Clitoria ternatea L.) dan apel manalagi (Malus sylvestris (L.) Mill) diketahui mengandung senyawa flavonoid dan polifenol yang dapat berperan sebagai antimikroba. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri ekstrak tanaman bunga telang dan apel manalagi terhadap bakteri penyebab jerawat. Aktivitas antimikroba ditentukan melalui uji difusi agar cakram sebagai uji pendahuluan, penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan mikrodilusi, dan penentuan konsentrasi bunuh minimum (KBM). Uji pendahuluan menunjukkan ekstrak etanol bunga telang memiliki aktivitas paling baik dibandingkan ekstrak daun apel dan kulit apel sehingga dilanjutkan untuk uji KHM dan KBM. Diperoleh nilai KHM ekstrak bunga telang sebesar 25 mg/mL dan fraksi etil asetat sebagai fraksi dengan aktivitas paling baik sebesar 6,25 mg/mL terhadap kedua bakteri uji. Kemudian diperoleh nilai KBM ekstrak dan fraksi etil asetat bunga telang sebesar 25 mg/mL terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan >100 mg/mL terhadap bakteri Cutibacterium acnes. Berdasarkan nilai KBM yang diperoleh, ekstrak dan fraksi bunga telang memiliki aktivitas lebih baik terhadap terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.