digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapisan permukaan aspal merupakan bagian yang penting dalam sistem perkerasan lentur. Lapisan tersebut merupakan lapisan yang langsung berkontak dengan beban lalu lintas. Salah satu bentuk kerusakan yang dapat terjadi dari lapisan permukaan aspal adalah deformasi permanen. Deformasi permanen dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti pelaksanaan pemadatan yang buruk, penurunan tanah dasar, dan sifat viskoelastik aspal yang tidak sesuai. Aspal modifikasi menjadi salah satu metode yang digunakan untuk memperbaiki sifat viskoelastik aspal, salah satunya dengan menggunakan bahan aditif elastomer. Salah satu bahan aditif elastomer yang dapat dicampur ke dalam aspal adalah karet alam yang sudah tervulkanisasi. Karet alam yang sudah tervulkanisasi adalah karet alam yang sudah dicampur dengan bahan vulkanisasi untuk memperkuat sifat dari karet itu sendiri. Aspal yang sudah dicampur dengan karet alam vulkanisasi disebut sebagai aspal karet vulkanisasi. Aspal modifikasi dengan elastomer diklaim dapat memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap deformasi permanen, pengelupasan lapisan aspal dengan agregat, dan ketahanan terhadap suhu yang tinggi jika dibandingkan dengan aspal minyak. Pada penelitian kali ini akan dibandingkan karakteristik aspal minyak PEN 60/70 dengan aspal karet vulkanisasi dengan variasi kadar bahan vulkanisasi 20% dan 40% terhadap berat karet. Pada penelitian kali ini juga akan diuji pengaruh penggunaan aspal karet vulkanisasi pada campuran AC-WC terhadap karakteristik Marshall dari campuran tersebut. Kemudian evaluasi karakteristik campuran juga akan dilakukan dengan pengujian modulus resilien dengan UTM dan pengujian dengan Wheel Tracking Machine untuk deformasi permanen. Hasil pengujian dari karakteristik aspal karet vulkanisasi menunjukkan bahwa aspal karet vulkanisasi memiliki karakteristik yang lebih keras jika dibandingkan dengan aspal PEN 60/70. Selain itu juga terdapat peningkatan dari sifat reologi aspal karet vulkanisasi ditandai dengan meningkatnya modulus kompleks dan sudut fasa dari aspal tersebut. Karakteristik Marshall dari campuran AC-WC dengan aspal karet vulkanisasi juga menunjukkan peningkatan dimana nilai stabilitas Marshall dari campuran tersebut adalah 1702 kg dibandingkan dengan nilai stabilitas Marshall dari campuran AC-WC dengan aspal PEN 60/70 yaitu 1198 kg. Dari pengujian dengan UTM menunjukkan campuran dengan aspal karet vulkanisasi memiliki nilai modulus resilien yang lebih baik dibandingkan dengan campuran dengan aspal PEN 60/70, baik pada suhu 25°C dan 41°C, yaitu 2522,5 MPa dan 964 Mpa untuk suhu 25°C serta 891 MPa dan 194 MPa untuk suhu 41°C. Hasil pengujian dengan Wheel Tracking Machine juga menunjukkan bahwa campuran dengan aspal karet vulkanisasi memiliki ketahanan yang lebih baik daripada campuran dengan aspal PEN 60/70. Nilai deformasi permanen campuran dengan aspal karet vulkanisasi adalah 4,185 mm sedangkan nilai deformasi permanen campuran dengan aspal PEN 60/70 adalah 5,66 mm. Secara umum, penggunaan aspal karet vulkanisasi sebagai bahan pengikat pada campuran AC-WC menunjukkan peningkatan performa dan kinerja mekanistik campuran jika dibandingkan dengan campuran dengan aspal PEN 60/70. Karet vulkanisasi dapat menjadi alternatif bahan modifikasi elastomer untuk aspal mengingat produksi karet alam yang cukup besar di Indonesia.