digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemanfaatan kembali perkerasan eksisting sebagai lapis fondasi atas menjadi alternatif dalam menghadapi keterbatasan material alam yang memenuhi spesifikasi teknis. Penelitian ini mengevaluasi kinerja campuran berbasis agregat daur ulang dengan penambahan bahan stabilisasi, yaitu semen (CTRB) dan kombinasi semen serta aspal emulsi (IRBCAE), dalam konteks rekonstruksi jalan yang memungkinkan peninggian elevasi. Campuran menggunakan proporsi 49% agregat daur ulang beraspal (dengan kadar aspal sisa 5,34%) dan 51% agregat fondasi. Penentuan kadar bahan stabilisasi dilakukan melalui uji kuat tekan bebas untuk semen dan pendekatan kuantitatif berdasarkan analisis saringan untuk aspal emulsi. Modulus resilien digunakan sebagai input pemodelan struktur perkerasan menggunakan perangkat lunak KENPAVE. Hasil analisis dan simulasi desain menunjukkan CTRB memiliki kekakuan tinggi dengan modulus resilien dan kuat tekan bebas yang lebih besar, serta ketahanan deformasi permanen yang lebih baik. IRBCAE bersifat lebih fleksibel, dengan ketahanan fatigue yang lebih tinggi dan respon viskoelastis terhadap suhu. Pemodelan mengindikasikan potensi retak tarik di bawah lapis permukaan beraspal pada IRBCAE, sementara pada CTRB retak cenderung terjadi di bawah lapis fondasi. Lapis CTRB memerlukan penutup aspal lebih dari 175 mm untuk mencegah retak refleksi. Biaya produksi IRBCAE per satuan volume lebih tinggi dibanding CTRB. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam pemilihan metode stabilisasi lapis fondasi daur ulang, sekaligus mendukung pengurangan penggunaan agregat alam dan meningkatkan nilai guna material bekas.