digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER - I GEDE SANTANA WIRATMAJA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - I GEDE SANTANA WIRATMAJA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - I GEDE SANTANA WIRATMAJA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - I GEDE SANTANA WIRATMAJA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - I GEDE SANTANA WIRATMAJA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - I GEDE SANTANA WIRATMAJA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - I GEDE SANTANA WIRATMAJA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas akuakultur yang memiliki nilai produksi tinggi di Indonesia. Di daerah Bali, total produksi udang vaname pada tahun 2020 mencapai 3.612 ton. Budidaya udang vaname mengalami peningkatan setiap tahun karena memiliki keunggulan dalam proses produksi yang relatif lebih mudah. Sistem budidaya udang vaname masih didominasi dengan sistem tambak konvensional semi-intensif terbuka. Namun, sistem tersebut memiliki banyak kekurangan yang dapat mengancam produktivitas. Oleh karena itu, strategi dalam manajemen budidaya untuk sistem terbuka sangat penting untuk dilakukan, salah satunya melalui pemberian pakan dengan suplementasi prebiotik rumput laut merah (Kappaphycus alvarezii). Rumput laut merah dapat dipilih karena banyak dibudidayakan di Indonesia, serta tinggi kandungan inulin yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan bakteri probiotik. Penelitian ini dilakukan pada tambak udang dengan sistem terbuka di daerah Gerokgak, Bali Utara, dengan tujuan mengevaluasi pengaruh suplementasi prebiotik berbahan dasar rumput laut merah K. alvarezii terhadap mikrobioma air kultur menggunakan pendekatan Flow Cytometry dan kualitas kimiawi air, serta korelasinya terhadap performa budidaya. Penelitian dilakukan pada tambak berukuran 1000 m3 dan 500 m3 dengan kepadatan udang sebesar 180 PL/m3 . Terdapat dua perlakuan suplementasi prebiotik, menggunakan produk prebiotik (Sea6Energy Pvt Ltd®, India) PBD-5 sebanyak 1 g/kg pakan dan ABD-3 sebanyak 2 g/kg pakan, dibandingkan dengan perlakuan produk kompetitor sebanyak 2 g/kg pakan dan perlakuan kontrol tanpa prebiotik. Suplementasi pakan prebiotik dilakukan mulai hari ke-20 hingga hari ke-60 kultur. Analisis data secara statistik dengan metode t-test (P<0,05). Diperoleh hasil, yaitu kondisi kimia air yang meliputi pH, TAN, nitrit, dan nitrat dalam keadaan stabil sehingga tidak toksik bagi udang vaname. Kemudian, kualitas mikrobiologis air menunjukan perlakuan suplementasi prebiotik memberikan pengaruh positif pada awal periode budidaya dengan menekan potensi patogen bakteri ditunjukan dengan nilai parameter Cell Size (CZ) yang rendah. Kemudian kelimpahan alga pada air dengan jumlah yang terkendali. Perbandingan antar perlakuan prebiotik, menunjukan hasil yang baik dari penggunaan prebiotik PBD-5. Hasil tersebut berkorelasi dengan performa budidaya yang baik ditunjukan dengan nilai produktivitas (2,28±0,12 kg/m3), kelulushidupan (86,5±7,8%), rasio konversi pakan (1,33±0,02). Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk prebiotik berbahan dasar rumput laut merah yang diujikan memiliki potensi dalam menjaga kualitas mikrobiologi air kultur serta peningkatan kelulushidupan, efisiensi penggunaan pakan hingga peningkatan produktivitas budidaya udang vaname.