digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800









2023_TS_PP_KHAERUNNISA_LAMPIRAN.pdf
EMBARGO  2026-06-21 

Sektor pertanian di Indonesia masih memiliki berbagai tantangan permasalahan dari sistem produksi hingga pemasaran yang perlu untuk diselesaikan. Pemasaran komoditas pertanian umumnya memiliki mata rantai yang panjang. Manajemen rantai pasok merupakan alternative solusi dalam menangani permasalahan tersebut. Salah satu upaya pemerintah adalah membangun program sub terminal agribisnis (STA). STA merupakan lembaga pemasaran yang bertujuan meningkatkan nilai tambah bagi petani dengan memotong mata rantai yang panjang. Namun STA menemui sejumlah permasalahan seperti program yang kurang optimal dan rendahnya sistem pengelolaan. Sehingga menarik untuk diketahui mengenai bagaimana proses pembelajaran STA sebagai suatu inovasi. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus serta kerangka Multi-Level Perspective (MLP). Metode pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara dengan narasumber purposive dengan bantuan key person, serta studi literature. MLP digunakan guna dapat melihat transisi-transisi dan memberikan prediksi terhadap perkembangan STA sebagai inovasi lebih komprehensif. STA Cigombong Kabupaten Cianjur dijadikan lokasi penelitian dikarenakan letaknya dekat dengan DKI Jakarta yang memiliki peluang pasar menjanjikan. Hasil penelitian STA Cigombong pada perkembangan inovasinya sudah menempati fase yang ketiga. Fase pertama adalah munculnya STA sebagai suatu kebaruan dalam kondisi lanskap. Fase kedua adalah melakukan banyak penyesuaian dengan tujuan STA dapat menggapai pasar dan memenuhi tujuan. Fase ketiga yaitu perluasan lembaga oleh STA Cigombong menjadi koperasi. Koperasi STA didorong oleh berbagai aktor dan rezim hingga dapat menembus level rezim, memungkinkan STA berpeluang dapat mencapai tujuan. Banyak pembelajarn yang terjadi dalam perkembangan STA. Pembelajaran sangat dipengaruhi oleh aktor ketua STA. Namun pembelajaran selalu berubah mengikuti perubahan struktur organisasi, tidak terjadi kesinambungan pembelajaran yang signifikan.