Kabupaten Natuna merupakan salah satu kepulauan terluar di wilayah utara Indonesia yang terletak di perbatasan dengan negara lain yaitu Malaysia. Oleh karena itu, masyarakat di wilayah ini memiliki potensi kerawanan yang tinggi terhadap infiltrasi asing karena secara geografis langsung bersentuhan dengan negara lain dan secara ekonomi terdapat interaksi atau transaksi ekonomi serta secara sosial kultural terdapat hubungan kekerabatan yang erat. Kompleksitas permasalahan masyarakat di perbatasan sangat rawan disusupi oleh berbagai kepentingan asing yang dapat mengancam persatuan dan membahayakan keutuhan NKRI. Mencermati dinamika tantangan dan ancaman di wilayah Kabupaten Natuna, maka selain kebijakan bidang pembentukan karakter bangsa juga harus dibarengi dan diimbangi dengan pembangunan ekonomi juga bagi masyarakat Kabupaten Natuna. Pembangunan karakter bangsa diarahkan pada peningkatan dan penguatan nilai-nilai bela negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesadaran bela negara dikaitkan dengan pemilihan strategi dalam rangka pembangunan ekonomi masyarakat pesisir yang selaras dengan pembangunan pertahanan di Kabupaten Natuna. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mix Method dengan Metode Miles and Hubberman, Analisis Faktor Utama Iterasi (Iterated PCA) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Dari hasil analisis kualitatif diketahui kondisi perekonomian Natuna didominasi oleh 4 sektor utama, yaitu: sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor konstruksi; sektor perdagangan besar dan eceran, Perbaikan mobil dan sepeda motor, dan sektor pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib. Sektor perikanan menjadi sektor yang mampu mendorong perekonomian Natuna dan masyarakat Natuna dimana pemerintah tengah melakukan upaya pemberdayaan dalam sektor tersebut melalui penguatan industri perikanan di Natuna. Kondisi Perekonomian Masyarakat Natuna yang sebagian besar berprofesi sebagai Nelayan sangat bergantung dengan hasil laut. Namun keberadaan SKPT belum dimanfaatkan secara maksimal oleh para nelayan dimana nelayan masih melakukan transaksi secara tradisional dengan menjual hasil tangkapannya langsung kepada tauke-tauke di masing-masing daerah. Melihat hal tersebut pemerintah menentukan 3 alternatif strategi pembangunan ekonomi Natuna melalui Pengembangan Sektor Kelautan dan
Perikanan, Pengembangan Fasilitas Militer Terpadu yang Berorientasi Ekonomi dan Penetapan Natuna sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Pemilihan alternatif strategi tersebut dilakukan secara simultan dengan peningkatan kekuatan pertahanan melalui kesadaran bela negara masyarakat Natuna. Berdasarkan hasil kuantitatif perhitungan yang dilakukan menggunakan PCA, Kondisi Bela Negara pada Indeks Bela Negara Kabupaten Natuna sebesar 3.23 atau dalam kategori Cukup Baik. Beberapa sikap masyarakat yang mencerminkan penerapan nilai bela negara masyarakat Natuna antara lain menjaga kedaulatan laut Indonesia dengan melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi, kerukunan antar masyarakat Natuna yang multiras, multietnik, dan multigamma tanpa adanya konflik, sikap masyarakat Natuna yang memiliki nilai-nilai persatuan, gotong royong, serta mengedepankan permusyawaratan, mengikuti berbagai kegiatan di desa-desa tanpa ada paksaan untuk bersama-sama membangun Natuna dengan mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan dan kesejahteraan Natuna. Pemilihan strategi pembangunan ekonomi dilakukan menggunakan metode AHP dengan menghasilkan bobot pada masing-masing kriteria yaitu Cinta Tanah Air sebesar 0,267, Kesadaran Berbangsa dan Bernegara sebesar 0,244, Setia Pada Pancasila sebagai Ideologi Negara sebesar 0,277, Rela Berkorban bagi Bangsa dan Negara sebesar 0,164 dan Kemampuan Awal Bela Negara sebesar 0,068. Bobot kriteria dan alternatif yang telah diketahui menghasilkan nilai akhir yaitu Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan sebesar 0,345, Pembangunan Fasilitas Militer Terpadu berorientasi Ekonomi sebesar 0,239, serta Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Natuna sebesar 0,416. Dengan demikian alternatif strategi pembangunan ekonomi Natuna yang paling tepat dilakukan yaitu dengan menjadikan Natuna sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Kontribusi penelitian ini dapat dilihat dari penentuan alternatif pembangunan ekonomi, indeks bela negara Natuna serta pemilihan strategi Pembangunan Ekonomi melalui peningkatan kesadaran bela negara masyarakat. Penelitian ini dapat menyumbang pengetahuan tentang penggunaan penggabungan metode Miles and Hubberman. PCA dan AHP dalam pemilihan strategi terbaik dalam menentukan pembangunan ekonomi di Natuna. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan perekonomian di Natuna secara makro melalui peningkatan kesadaran bela negara masyarakat Natuna.