Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi untuk memperluas, memperdalam, dan melengkapi materi pokok dalam buku peserta didik. Buku pengayaan hadir sebagai buku yang dapat mendukung dan menunjang peserta didik dalam belajar. Penggunaan teknologi yang diintegrasikan ke dalam buku pengayaan dapat meningkatkan daya tarik dalam belajar. Augmented Reality (AR) merupakan suatu teknologi yang menggabungkan objek virtual dan objek nyata. Hadirnya penggunaan AR dapat membawa suasana dan unsur yang baru dalam pembelajaran. Teorema Pythagoras merupakan materi yang memuat keterhubungan sisi segitiga yang banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Teorema Pythagoras juga menjadi konsep dasar untuk matematika di aspek lainnya, salah satunya ialah pada konsep Trigonometri. Dengan demikian, konsep Teorema Pythagoras perlu dipahami dengan baik. Adanya integrasi AR ke dalam buku pengayaan Teorema Pythagoras dapat membuat pembelajaran Teorema Pythagoras menjadi lebih menarik karena dapat memvisualisasikan konsep-konsep abstrak dan menghadirkan contoh-contoh kontekstual ke dalam waktu nyata. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan buku pengayaan matematika topik Teorema Pythagoras yang berintegrasi dengan AR. Tujuan lainnya dalam pengembangan buku ini adalah untuk melihat besar pengaruh penggunaan buku yang dikembangkan terhadap hasil belajar peserta didik pada topik Teorema Pythagoras. Buku ini dikembangkan melalui tahapan pengembangan ADDIE. Tahapan pengembangan model ADDIE terdiri atas lima tahapan, yakni tahap analisis (Analysis); tahap desain (Design); tahap pengembangan (Development), tahap penerapan (Interpretation), dan tahap evaluasi (Evaluation). Tahap analisis dilakukan dengan menganalisis karakteristik sekolah dan peserta didik. Tahap desain dilakukan dengan membuat rancangan dari buku yang dikembangkan. Tahap pengembangan dilakukan dengan mengembangkan buku berdasarkan hal yang telah dirancangkan pada tahap desain. Tahap penerapan dilakukan dengan melakukan uji coba produk buku kepada sasaran pengguna buku. Sedangkan pada tahap evaluasi, dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh pada tahap uji coba. Pada tahap evaluasi, juga dilakukan perbaikan-perbaikan kembali buku yang dikembangkan berdasarkan saran dan kritik yang diperoleh
pada tahap uji coba.
Uji coba produk buku yang dikembangkan dilakukan dengan dua tahapan uji. Uji
yang dilakukan yakni uji kelayakan dan uji pengaruh buku. Metode uji kelayakan
buku dilakukan melalui validasi kepada dua orang guru di kota Kendari dan dua
guru di kota Bandung. Uji pengaruh dilakukan dengan memberikan tes awal dan
akhir kepada peserta didik di dua sekolah berbeda. Pengembang melakukan uji coba
di SMPN 1 Kendari dan SMP Kartika Kendari. Jumlah masing-masing peserta
didik yang melakukan tes sebanyak 54 dan 52 peserta didik. Pengaruh buku
ditentukan dari terdapatnya perbedaan hasil rata-rata pre tes dan post tes yang
dihasilkan. Untuk mengetahui adanya pengaruh buku, dilakukan melalui analisis
statistik uji-t untuk data sampel berpasangan. Sedangkan untuk melihat besar
perbedaan rata-rata yang diperoleh dilakukan melalui analisis statistik uji-t satu
pihak.
Hasil validasi oleh dua orang guru di Kota Kendari menunjukkan bahwa buku
mendapatkan kategori layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal yang sama
diperoleh dari hasil validasi oleh dua orang guru di Kota Bandung. Dengan
demikian, hasil validasi secara keseluruhan menunjukkan buku mendapatkan
kategori layak untuk digunakan. Hasil analisis pre tes dan post tes di kedua sekolah
menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan buku pengayaan dalam hasil belajar
peserta didik. Hasil analisis deskriptif data pre tes dan pos tes menunjukkan bahwa
rata-rata post tes masing-masing sekolah menunjukkan nilai yang lebih besar dari
pre tes dengan selisih nilai masing-masing 29,3 dan 28,3. Hasil belajar setelah
menggunakan produk buku untuk siswa SMPN 1 Kendari berada di kategori tinggi,
sedangkan siswa SMP Kartika Kendari berada di kategori sedang. Dengan
demikian, dari hasil validasi dan uji coba buku yang dikembangkan, Buku
Pengayaan Teorema Pythagoras berintegrasi dengan Augmented Reality telah layak
untuk digunakan.