ABSTRAK Nirmala Hajaria
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan
Fenomena urbanisasi mempengaruhi kemajuan setiap golongan masyarakat, sektor kegiatan ekonomi, serta kelangsungan hidup lingkungan. Di Jakarta, yang merupakan kawasan pusat urbanisasi, tanah beserta bangunan di atasnya banyak dikuasai oleh pengusaha properti bahkan hingga mencapai ratusan ribu hektar. Akibatnya, kenaikan harga tanah dan properti terjadi dengan rata-rata 20% pertahun yang membuat harganya semakin tidak terjangkau. Dengan mempertimbangkan harga tanah, memilih hunian di kota-kota penyangga Jakarta menjadi opsi yang paling memungkinkan. Kota Tangerang Selatan, salah satu kota penyangga Jakarta, saat ini sedang masif mengembangkan kawasan TOD sehingga potensial sebagai lokasi tapak.
Proyek ini menempati lahan sekitar 30.000m2 dan berada di kawasan TOD Stasiun Jurangmangu, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Perancangan hunian ini dilakukan dengan pendekatan pengembangan fungsi hunian dalam kawasan TOD yang fokus utamanya mengarah kepada keterjangkauan perumahan (housing affordability). Selain itu, isu keterjangkauan didukung dengan pendekatan low-cost building pada perancangan. Dengan berbagai pendekatan dan konsep arsitektural yang diangkat, diharapkan hunian ini dapat menekan biaya produksi dan perawatan secara efektif dengan tetap mempertahankan kelestarian alam dan nilai-nilai sosial.
Isu perancangan dari proyek ini diambil dari berbagai permasalahan yang kerap terjadi pada desain public housing, yaitu penghunian pada mixed-income housing yang seringkali terjadi segregasi sosial, keterbatasan lahan dan harga lahan yang semakin tinggi sehingga desain harus mengoptimalkan lahan yang ada, serta desain yang menunjang bangunan rumah vertikal yang terjangkau secara biaya desain. Dari situ, diturunkan 3 konsep utama proyek ini, yaitu efisiensi, kualitas berhuni, dan interaksi pengguna.
Massa bangunan dibuat sederhana untuk memudahkan pekerjaan struktur. Untuk menghemat biaya konstruksi, massa dibuat tipikal. Variasi yang dilakukan hanya berupa rotasi dan dilatasi. Sementara itu, untuk menghindari keretakan, struktur dipecah pergaris dan menggunakan sistem dilatasi. Pada kedua massa bangunan, sistem dilatasi yang digunakan adalah dengan 2 kolom.