digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Rika Grace Hutagaol
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rika Grace Hutagaol
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rika Grace Hutagaol
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rika Grace Hutagaol
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rika Grace Hutagaol
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rika Grace Hutagaol
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Lemak dan minyak merupakan komponen penting dalam makanan, yang dapat bersumber dari hewan dan tumbuhan. Adanya peningkatan kesadaran akan pola hidup sehat menyebabkan adanya pergeseran penggunaan lemak hewani ke minyak nabati karena kandungan lemak takjenuhnya yang tinggi. Salah satu sumber minyak nabati yang potensial di Indonesia adalah biji kelor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kadar air biji dan temperatur pengepresan pada perolehan minyak biji kelor dan mengetahui karakteristik dari minyak tersebut. Karakteristik minyak yang diuji adalah densitas, warna, bilangan asam, bilangan saponifikasi, dan analisis FTIR. Variasi percobaan yang dilakukan dalam percobaan ini adalah kadar air biji, yaitu 10, 12, 16, dan 18% dan temperatur pengepresan, yaitu 90, 100, dan 120oC. Rendemen minyak yang diperoleh berada pada rentang 16.69 ???? 22.93% w/w biji kelor sedangkan perolehan minyak kelor berada pada rentang 47.78 ???? 64.61% w/w minyak biji kelor, dengan rendemen dan perolehan terbaik diperoleh ada variasi dengan kadar air 10, 12, dan 16% pada temperatur pengepresan 100oC. Densitas minyak yang diperoleh berada pada rentang 0.82- 0.85 gr/mL. Warna minyak biji kelor cenderung berbeda ketika dibandingkan dengan minyak komersial. Bilangan asam dan saponifikasi minyak biji kelor berturut-urut bernilai 1.82 ???? 2.52 mg KOH/gram minyak dan 149.8 ???? 155.4 mg KOH/gram sampel. Selain itu, hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada setiap gugus fungsi yang terdapat dalam setiap variasi sampel minyak. Kepada sampel variasi terbaik, yang didasari dari angka rendemen dan perolehan, yaitu minyak untuk kadar air 10, 12, dan 16% pada temperatur pengepresan 100oC dilakukan uji bilangan iodin yang menyatakan bahwa nilai bilangan iodin tidak terlalu dipengaruhi oleh kadar air biji. Terhadap sampel variasi terbaik juga diketahui bahwa semakin tinggi kadar air dapat menurunkan aktivitas antioksidan minyak. Selain pada minyak, dilakukan juga analisis terhadap press cake biji kelor yang menunjukkan bahwa ampas pengepresan masih mengandung protein yang tinggi dan memiliki zat aktif 4-alfa-4 rhammnosyloxy-benzil-isothiocyanate. Dengan adanya senyawa aktif tersebut, ampas pengepresan dapat dimanfaatkan sebagai koagulan alami dalam pengolahan limbah air.